Bisnis.com, JAKARTA - PT Merck Tbk. tahun ini menargetkan penjualan tumbuh di kisaran 10% hingga 15% dari raihan tahun lalu yang mencapai Rp983,44 miliar.
Bambang Nurcahyo, Direktur Keuangan Merck, mengatakan untuk merealisasikan target tersebut pihaknya sudah menyiapkan beberapa strategi. Untuk menggenjot kinerja di divisi consumer health pihaknya sudah menyiapkan dua produk anyar neurobion dan sangobion.
Adapun pada lini bisnis obat resep biopharma pihaknya akan lebih intensif memperbesar kontribusi dari program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN).
“Untuk total penjualan kami optimistis tahun ini tumbuh double digit tapi tidak akan sampai 15%,” katanya, Selasa (29/3/2016).
Optimisme pertumbuhan kinerja itu, lanjut dia, tak terlepas dari stimulus ekonomi pemerintah yang akan memicu daya beli. Sebabnya, sebagian besar pendapatan perseroan dihasilkan dari produk consumer health. Di sisi lain, pemerintah pun terus menggenjot program JKN.
Merujuk laporan keuangan perseroan bersandi MERK itu, dari total penjualan bersih yang dibukukan pada 2015, divisi consumer health memberikan sumbangsih sebesar Rp455,1 miliar atau sekitar 46,27%. Sementara itu, penjualan bersih pada lini bisnis biopharma sekitar 44,54% atau setara Rp438,04 miliar.
Sisanya yaitu Rp90,29 miliar merupakan pendapatan dari lini bisnis lainnya, dan perseroan tidak menyebut rinci divisi usaha tersebut. Menurut Bambang, meski pihaknya menargetkan pertumbuhan penjualan tahun ini, porsi kontribusi lini bisnis tersebut tahun depan diperkirakan tidak akan banyak berubah.
Ditanyai terkait JKN, tahun lalu program tersebut diklaimnya memberikan kontribusi kurang lebih 30% dari total pendapatan. Tahun ini pihaknya menargetkan kontribusi JKN lebih dari 30%.
Di sisi lain, penjualan pada 2015 tersebut naik sekitar 13,9% dari tahun sebelumnya yang hanya Rp863,20 miliar. Adapun untuk laba, perusahaan farmasi asal Jerman tersebut tahun lalu hanya membukukan Rp142,54 miliar.
Jumlah itu menurun sekitar 21,7% dibandingkan capaian pada 2014 yang sebesar Rp182,14 miliar. Menurunnya laba perseroan di tengah penjualan yang moncer disinyalir disebabkan beberapa lini beban mengalami penaikan yang cukup signifikan.
Beban pokok penjualan perseroan pada 2015 mencapai Rp487,19 miliar. Jumlah itu naik 20,41% dari tahun sebelumnya yang sebesar Rp404,60 miliar. Adapun beban penjualan perseroan pada 2015 sebesar Rp254,08 miliar, naik sekitar 16,75% dari tahun sebelumnya yang hanya Rp217,62 miliar.
Rugi kurs perseroan pada 2015 pun naik sekitar 28,74% menjadi Rp1,18 miliar, sedangkan tahun sebelumnya hanya Rp919 juta.
Dia menambahkan, tahun ini perseroan akan menganggarkan belanja modal sekitar Rp41 miliar. Jumlah itu bersal dari kas internal perseroan dan akan digunakan untuk ekspansi kapasitas pabrik hingga 35% dari tahun lalu yang hanya sekitar 900 juta tablet dan kapsul per tahun.