Bisnis.com, JAKARTA - Maskapai penerbangan pelat merah PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk. mengantongi kontrak senilai US$129,5 juta setara dengan Rp1,86 triliun melalui anak usahanya, PT Garuda Maintenance Facility (GMF) AeroAsia, lebih tinggi dari target US$100 juta.
Direktur Utama Garuda Indonesia Muhammad Arif Wibowo mengatakan, kontrak tersebut dikantongi dari gelaran Singapore Air Show, termasuk berbagai kerja sama strategis lainnya. Pameran kedirgantaraan di Asia Tenggara itu merupakan pertama kalinya Grup Garuda menjadi peserta.
"Sebelumnya hanya GMF AeroAsia yang ambil bagian dalam ajang ini. Kehadiran Garuda Indonesia Group dirasakan memberikan dampak positif dimana klien atau perusahaan yang telah menjalin kerja sama dengan satu anak usaha, ternyata dapat menjadi potential business partner bagi anak usaha lainnya," katanya dalam keterangan resmi, Senin (22/2/2016).
Direktur Utama GMF AeroAsia Richard Budihadianto menilai keberhasilan perseroan dalam meraih berbagai kontrak kerja sama tersebut merupakan langkah agresif dan strategis perusahaan dalam melaksanakan ekspansi bisnis.
Pada hari kedua Singapore Airshow (17/2/2016), Garuda Indonesia meraih penghargaan sebagai “Maskapai Bintang Lima” atau “5-Star Airline” oleh Skytrax, lembaga independen pemeringkat penerbangan global berbasis di London, Inggris. Pencapaian tersebut merupakan yang kedua kalinya, setelah memperoleh gelar pertama kali pada akhir 2014.
Sertifikat “5-Star Airline” yang kedua tersebut diserahkan langsung CEO Skytrax Edward Plaisted kepada Direktur Utama Garuda Indonesia M. Arif Wibowo, disaksikan oleh Menteri BUMN Rini Soemarno, Duta Besar RI untuk Singapura I Gusti Ngurah Swajaya, dan Komisaris Utama Garuda Indonesia Jusman Syafii Djamal di Function Room 5 Changi Exhibition Center.
Kerja Sama
Dari total lebih dari 200 maskapai penerbangan di seluruh dunia, hingga saat ini hanya terdapat tujuh Maskapai Bintang Lima, yakni Garuda Indonesia, Singapore Airlines, Cathay Pacific, Qatar Airways, Asiana Airline, All Nippon Airlines, dan Hainan Airlines.
Tidak hanya itu, emiten berkode saham GIAA tersebut juga meneken penandatanganan kerja sama dengan Airbus untuk peningkatan dukungan pelatihan pemeliharaan pesawat bagi GMF AeroAsia dan rencana kajian bersama revitalisasi armada Airbus milik perseroan. Kesepakatan kerja sama tersebut ditandatangani oleh Presiden dan Dirut Garuda Indonesia Arif Wibowo dan CEO Airbus Fabrice Bregier.
Sepanjang periode gelaran Singapore Air Show pada 16–19 Februari 2016, GMF AeroAsia meneken penandatanganan berbagai kesepakatan kerja sama jangka panjang maupun jangka pendek dengan total nilai US$129,5 juta.
Lebih rinci, kontrak kerja sama itu antara lain dengan SR Technics (US$45 juta), Sriwijaya Air (US$50 juta), Panasonic (US$15 juta), Honeywell (US$5 juta), Air Atlanta Iceland (US$3,5 juta), KLM (US$3 juta), Indonesia AirAsia (US$2 juta) dan Indonesia AirAsia Extra (US$1 juta). Kemudian, dengan Eaglexpress Air Charter (US$2 juta), Paxlife (US$2 juta), dan Regio Aviasi Industri (US$1 juta).
Selain itu, GMF AeroAsia juga mengantongi kesepakatan penjajakan bisnis dengan sejumlah perusahaan seperti Singapore Airlines Engineering Company (SIAEC), Thomas Cook (Operator & Charter), dan Honeywell.
Tak hanya Garuda Indonesia dan GMF AeroAsia, sejumlah anak usaha perseroan juga melaksanakan beberapa penandatanganan kerja sama, antara lain Gapura, anak usaha Garuda Indonesia yang bergerak di bidang jasa ground handling, dengan Thompson Robbins Maintenance Pte. Ltd.