Bisnis.com, JAKARTA - Lippo Group akan menggandeng investor asing yang bakal menyokong kebutuhan pendanaan senilai US$500 juta untuk lini bisnis e-commerce perseroan.
Direktur Lippo Group John Riady mengatakan dari kajian perseroan, anak usahanya yang mengoperasikan MatahariMall.com, PT Global Ecommerce Indonesia, membutuhkan pendanaan mencapai US$500 juta hingga 2019. Dana itu, lanjut John, akan digunakan untuk pengembangan marketing, teknologi, dan logistik.
Untuk mencukupi kebutuhan investasi tersebut, John mengatakan pihaknya tak berniat menerbitkan obligasi untuk mencari pendanaan. “Kami akan umumkan nama investor asing pada Maret atau April besok. Investor ini yang memiliki pengalaman di negara lain terutama di sektor e-commerce dan teknologi,” jelas John, Rabu (10/2/2016).
Adapun, Lippo Group sendiri menargetkan MatahariMall.com menjadi entitas e-commerce nomor satu di Indonesia pada tahun ini. Setiap tahunnya, perseroan membidik MatahariMall.com mampu mencatatkan lonjakan pendapatan sebesar 300%-500%.
Untuk pengembangan sayap bisnisnya pada masa mendatang, MatahariMall.com berencana segera mengoperasikan konsep bisnis O2O di 500 titik di Indonesia.
Chief Executive Officer MatahariMall.com Hadi Wenas dengan adanya konsep O2O alias online-to-offline diharapkan target menjadi entitas e-commerce nomor wahid bisa tercapai.
Menurutnya, hingga kini pihaknya telah memiliki 204 titik yang bisa mengoperasikan konsep O2O. “Kami sampai sekarang belum menggelar promosi. Nanti targetnya saat sudah mencapai 500 titik, kami akan gencar lakukan promosi, sejalan dengan target kami menjadi e-commerce nomor satu di Indonesia,” jelas Hadi.
Adapun, konsep O2O memungkinkan konsumen yang membeli secara online dapat mengambil produk yang dibeli di gerai milik PT Matahari Departement Store Tbk. dan PT Matahari Putra Prima Tbk. di seluruh Indonesia.
Dengan demikian, arus pengunjung dan penjualan di dua gerai tersebut pun diproyeksi meningkat. Konsep anyar ini membuat konsumen yang tak menemukan produk di gerai offline, dapat mencari secara online.
Hadi memaparkan konsep ini terdiri atas dua lini yakni metro dan non-metro. Untuk segmen metro, barang yang dibeli secara online akan dititipkan di e-locker dengan kode pengaman yang terletak di berbagai lokasi.
Kemudian, untuk segmen non-metro, barang yang dibeli secara online akan diambil di gerai Matahari dan jaringannya. “Ini memang masalah trust factor. Nanti mereka yang non-metro ini bisa membayar barang yang dibeli secara online di kasir gerai,” tutur Hadi.
Sebelumnya, Corporate Secretary & Legal Director Matahari Departement Store Miranti Hadisusilo mengatakan Global Ecommerce Indonesia memang membukukan rugi bersih senilai Rp59,44 miliar per 31 Juli 2015. Namun, dia menilai hal tersebut wajar. Pasalnya, lanjut Miranti, bisnis e-commerce merupakan bisnis baru yang rentan merugi di tahap awal.