Bisnis.com, JAKARTA— Indeks di bursa Jepang kembali gagal rebound pada Rabu (6/1/2016) setelah tiga hari berturut-turut tersandung oleh melemahnya mata uang China.
Indeks Nikkei 225 Stock Average ditutup merosot 0,99% atau 182,68 poin ke level 18.191,32. Hal yang sama juga dialami Tokyo Stock Price Index (Topix) yang melemah 1,05% atau 15,87 poin ke level 1.488,84. Angka ini merupakan penutupan terendah sejak Oktober.
Kedua indeks berakhir di zona merah walaupun pagi tadi sempat rebound menanjak naik pada awal perdagangan masing-masing indeks Topix naik 0,6% ke level 1.513,1 dan indeks Nikkei naik 0,4% ke level 18.444,15.
Kepala Analis Pasar Resona Bank Ltd. yang berbasis di Tokyo Koichi Kurose mengatakan sebagai pihak yang berwenang, China mungkin mencoba untuk menopang perekonomian dengan meningkatkan ekspor. Namun, salah satu bagian yang membantu ekonomi China harus mengorbankan pihak lain salah satunya Jepang yang ikut tergerus, mengingat tumpang tindih di banyak industri.
"Sampai China berhenti atas melemahnya yuan, maka pasar global harus terus berjuang untuk tetap menstabilkan," katanya seperti yang dikutip dari Bloomberg.
Perusahaan-perusahaan Jepang, lanjutnya, mengandalkan China untuk sebagian besar bisnis mereka sehingga menurun. Seperti pembuat AC Daikin Industries Ltd, yang mendapat seperlima dari penjualan dari China harus kehilangan 2,5% pendapatannya. Begitu juga dengan Rohm Co., pembuat komponen elektronik yang bergantung pada negara tersebut untuk sepertiga dari total pendapatan, harus tenggelam 4%. Rohm dianggap Apple sebagai salah satu pelanggan terbesar.
Pergerakan Indeks Nikkei 225:
Tanggal | Level | Perubahan |
6/1/2016 | 18.191,32 | -0,99% |
5/1/2016 | 18.374,00 | -0,42% |
4/1/2016 | 18.450,98 | -3,06% |
30/12/2015 | 19.033,71 | +0,27% |
29/12/2015 | 18.982,23 | +0,58% |
Sumber: Bloomberg