Bisnis.com, JAKARTA—Harga nikel untuk kontrak September 2015 pikul 08:00 WIB pagi ini melemah 1,14% ke level 86.390 yuan per metrik ton di bursa Shanghai Futures Exchange akibat penguatan pasar modal China dan krisis Yunani sehingga permintaan dunia turun.
Kejadian yang sama terjadi kemarin (6/7/2015) ketika harga komoditas tersebut dilaporkan melemah 2,63% atau bertengger di level 87.390 yuan per metrik ton sebagaimana dikutip Bloomberg, Selasa (7/7/2015).
“Risiko China sekarang akan menjadi isu yang lebih besar dibandingkan krisis Yunani,” ujar Will Yun, Commodity Analyst Hyundai Futures Corp.
Menurutnya, isu tersebut adalah penggelembungan nilai saham akibat permintaan yang merosot.
China merupakan konsumen logam terbesar dunia tahun lalu, diikuti Eropa, menurut data dari World Bureau of Metal Statistics.