Bisnis.com, JAKARTA – Bursa saham Jepang ditutup melemah pada perdagangan Senin (29/12/2014), setelah salah seorang warganya diduga mengidap Ebola.
Indeks Nikkei 225 pada akhir perdagangan hari ini melemah 0,5% ke level 17.729,84 setelah pada Jumat (26/12/2014) berakhir menguat tipis 0,06% ke level 17.818,96. Sepanjang hari ini, Nikkei 225 bergerak di kisaran 17.525,66 hingga 17.914,55.
Dari 225 saham yang ditampilkan di data Bloomberg, 75 diantaranya menguat, 143 melemah, dan 7 stagnan.
Saham Fast Retailing Co Ltd dan Tokyo Electron Ltd menjadi penekan indeks dengan koreksi masing-masing 0,98% dan 1,65%. Sementara itu, saham Nitto Denko Corp dan Seven & I Holdings Co Ltd menguat 0,79% dan 1,14%.
Di sisi lain, indeks Topix turun 0,2% ke level 1.424,67, setelah pada Jumat (26/12/2014) berakhir menguat 0,44% ke 1.427,5. Sepanjang hari ini indeks bergerak di kisaran 1.409,53 hingga 1.433,84.
Dari 1.830 saham yang tercantum di data Bloomberg, 1.064 diantaranya menguat, 644 melemah, dan 122 stagnan.
Gavin Parry, Managing Director Parry International Trading Ltd, mengatakan berita bahwa ada seorang warga Jepang mungkin mengidap Ebola tampaknya telah memicu penurunan di bursa saham.
“Saya rasa koreksi indeks ini berlebihan dan merupakan reaksi spontan. Kinerja mata uang yen terhadap dolar AS juga memperburuk pergerakan,” ujarnya seperti dikutip Bloomberg, Senin (29/12/2014).