Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

LELANG SUKUK 1 JULI: Pemerintah Raup Rp1,963 triliun

Pemerintah mengumumkan hasil lelang Surat Berharga Syariah Negara (SBSN)/SUKUK negara berbasis proyek (project based sukuk) dan SBSN jangka pendek yang dilelang pada Selasa (1/7/2014).
Ilustrasi Sukuk. Pemerintah raup Rp1,963 triliun pada lelang 1 Juli
Ilustrasi Sukuk. Pemerintah raup Rp1,963 triliun pada lelang 1 Juli

Bisnis.com, JAKARTA--Pemerintah mengumumkan hasil lelang Surat Berharga Syariah Negara (SBSN)/SUKUK negara berbasis proyek (project based sukuk) dan SBSN jangka pendek yang dilelang pada Selasa (1/7/2014).

Direktur Jenderal Pengelolaan Utang melalui keterangan resminya pada situs Kemenkeu Kamis  (2/7/2014) mengungkapkan, total penawaran yang masuk dalam lelang tersebut mencapai Rp1,963 triliun.

Pemerintah melelang dua jenis SBSN berbasis proyek, yakni seri PBS005 dan PBS006 serta satu SBSN jangka pendek, yakni seri SPN-S 02012015.

Total penawaran yang masuk untuk Seri PBS005 adalah sebesar Rp371 miliar, dan untuk seri PBS006 adalah sebesar Rp31 miliar.

Sementara, total penawaran untuk SBSN seri SPN-S 02012015 mencapai Rp1,56 triliun.

Meskipun total penawaran yang masuk mencapai Rp1,963 triliun, tetapi Direktur Jenderal Pengelolaan Utang atas nama Menteri Keuangan telah menetapkan hasil lelang SBSN yang dimenangkan adalah sebesar Rp1,16 triliun.

Dari total nominal yang dimenangkan tersebut, jumlah nominal yang dimenangkan untuk SBSN seri PBS005 adalah sebesar Rp285 miliar dan seri SPN-S 02012015 sebesar Rp875 miliar. Sementara, tidak ada jumlah nominal yang dimenangkan untuk SBSN seri PBS006.

Hal tersebut mengacu pada kewenangan yang diberikan oleh Undang-Undang (UU) Nomor 19 Tahun 2008 tentang Surat Berharga Syariah Negara juncto Peraturan Menteri Keuangan (PMK) Nomor 05/PMK.08/2012 tentang Penerbitan dan Penjualan Surat Berharga Syariah Negara di Pasar Perdana Dalam Negeri dengan Cara Lelang.

Sebagai informasi, imbal hasil yang ditawarkan SBSN Seri PBS005 adalah sebesar 6,75 persen dengan tanggal jatuh tempo pada 15 April 2043.

Penerbitannya menggunakan akad ijarah asset to be leased, dengan underlying asset berupa proyek/kegiatan dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) Tahun Anggaran 2014.

Sementara, SBSN seri SPN-S 02012015 menawarkan imbal hasil  berupa diskonto, dan akan jatuh tempo pada 2 Januari 2015. Penerbitan sukuk ini menggunakan akad ijarah sale and lease back, dengan underlying asset Barang Milik Negara (BMN) yang telah mendapatkan persetujuan Dewan Perwakilan Rakyat dan memenuhi persyaratan seperti diatur dalam PMK Nomor 56/PMK.08/2012

 
pangan bg

Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking

Apa yang menjadi pertimbangan utama Anda dalam memilih aplikasi mobile banking?

Seberapa sering Anda menggunakan aplikasi mobile banking?

Fitur apa yang paling sering Anda gunakan di aplikasi mobile banking?

Seberapa penting desain antarmuka yang sederhana bagi Anda?

Apa yang membuat Anda merasa nyaman menggunakan aplikasi mobile banking tertentu?

Apakah Anda mempertimbangkan reputasi bank sebelum mengunduh aplikasinya?

Bagaimana Anda menilai pentingnya fitur keamanan tambahan (seperti otentikasi biometrik)?

Fitur inovatif apa yang menurut Anda perlu ditambahkan ke aplikasi mobile banking?

Apakah Anda lebih suka aplikasi yang memiliki banyak fitur atau yang sederhana tetapi fokus pada fungsi utama?

Seberapa penting integrasi aplikasi mobile banking dengan aplikasi lain (misalnya e-wallet atau marketplace)?

Bagaimana cara Anda mengetahui fitur baru pada aplikasi mobile banking yang Anda gunakan?

Apa faktor terbesar yang membuat Anda berpindah ke aplikasi mobile banking lain?

Jika Anda menghadapi masalah teknis saat menggunakan aplikasi, apa yang biasanya Anda lakukan?

Seberapa puas Anda dengan performa aplikasi mobile banking yang saat ini Anda gunakan?

Aplikasi mobile banking apa yang saat ini Anda gunakan?

pangan bg

Terimakasih sudah berpartisipasi

Ajak orang terdekat Anda untuk berpartisipasi dalam kuisioner "Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking"


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Ismail Fahmi
Editor : Ismail Fahmi

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper