Bisnis.com, JAKARTA—Meski hanya mencatat penjualan Rp640,8 miliar hingga kuartal III/2013, perusahaan farmasi pelat merah PT Indofarma (Persero) Tbk. (INAF) optimistis mampu meraup pendapatan minimal Rp1,25 triliun hingga akhir tahun ini.
Direktur Utama Indofarma Elfiano Rizaldi menuturkan proyeksi pendapatan itu sama, bahkan akan melampaui pencapaian pendapatan sepanjang tahun lalu.
“Kami telah mengantongi catatan pendapatan hingga November. Melihat pembayaran kontrak hingga saaat ini, rasanya kami optimistis penjualan bisa menyentuh Rp1,25 triliun hingga akhir tahun ini atau bahkan melebihi realisasi tahun lalu,” ujarnya seusai paparan publik, Selasa (24/12/2013).
Direktur Keuangan Indofarma John Guntar Sebayang mengatakan banyak tender yang dibayarkan di kuartal IV pengujung tahun ini.
Meski industri farmasi sedang tertekan, Indofarma yakin performa penjualan perseroan tidak akan tergerus atau minimal pencapaian tahun lalu. “Namun, imbasnya mungkin hanya pada bottom line [laba bersih] saja,” tuturnya.
BUMN farmasi itu menderita rugi bersih Rp61,16 miliar sepanjang 9 bulan pertama tahun ini. Padahal, perseroan sempat meraup laba Rp20,03 miliar pada periode yang sama tahun lalu.
Penurunan kinerja tersebut disebabkan beban pokok penjualan yang membengkak 1,4% dari Rp440,6 miliar menjadi Rp447,05 miliar.
Anehnya, meski beban pokok penjualan naik, penjualan bersih Indofarma malah turun 8,6% dari Rp701,5 miliar menjadi Rp640,8 miliar.
Faktor utama penurunan kinerja pendapatan dan laba bersih Indofarma ditengarai oleh terpuruknya nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat.
Dengan demikian, kondisi tersebut membuat laba bruto Indofarma anjlok 25,7% menjadi Rp193,8 miliar dari periode sebelumnya Rp260,9 miliar.