Bisnis.com, JAKARTA—Setelah mengirim surat kepada otoritas bursa tentang permintaan pengunduran jadwal penyampaian laporan keuangan karena diaudit, PT Indofarma (Persero) Tbk. (INAF) akhirnya merilis kinerja keuangan kuartal III/2013.
Perusahaan farmasi pelat merah itu menderita rugi bersih sebesar Rp61,16 miliar sepanjang 9 bulan pertama tahun ini. Padahal, perseroan sempat meraup laba Rp20,03 miliar pada periode yang sama tahun lalu.
Penurunan kinerja tersebut disebabkan beban pokok penjualan yang membengkak 1,4% dari Rp440,6 miliar menjadi Rp447,05 miliar.
Anehnya, meski beban pokok penjualan naik, penjualan bersih Indofarma malah turun 8,6% dari Rp701,5 miliar menjadi Rp640,8 miliar.
Faktor utama penurunan kinerja pendapatan dan laba bersih Indofarma ditengarai oleh terpuruknya nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika Serikat.
Dengan demikian, kondisi tersebut membuat laba bruto BUMN Farmasi itu anjlok 25,7% menjadi Rp193,8 miliar dari periode sebelumnya Rp260,9 miliar.
Meningkatnya beban penjualan, beban umum dan administrasi, serta kerugian lain-lain membuat perseroan menderita rugi usaha Rp60,03 miliar, padahal periode yang sama tahun lalu sempat menciprat untung Rp44,35 miliar.