Bisnis.com, JAKARTA-Penyedia jasa pengangkutan laut PT Humpuss Intermoda Transportasi Tbk. (HITS) menunjuk tim pemeriksa independen untuk melakukan pemeriksaan terhadap direksi lama.
Theo Lekatompessy, Direktur Utama Humpuss, mengungkapkan pembentukan tim pemeriksa independen tersebut merupakan permohonan komite audit perseroan atas tindakan-tindakan dari direksi perseroan di masa lalu.
"Pada 12 September 2013, Pengadilan Negeri Jakarta Selatan telah mengeluarkan penetapan untuk menunjuk tim pemeriksa independen," ungkapnya dalam keterbukaan informasi, Sabtu (28/9/2013).
Pengadilan menyatakan pemeriksaan khususnya dilakukan terhadap tindakan yang menyangkut pengadaan, sewa, dan penjualan kapal-kapal serta likuidasi anak perusahaan perseroan yang berada di luar wilayar Indonesia.
Anak perusahaan tersebut adalah Humpuss Sea Transport Pte. Ltd. Pemeriksaan juga dilakukan terhadap transaksi hutang piutang antara perseroan dengan anak perusahaan tersebut.
"Keputusan ini tidak akan berdampak pada operasional perseroan saat ini karena pemeriksaan lebih fokus pada tindakan direksi pada periode tersebut," ujar Theo.
Selama 4 tahun terakhir, Humpuss dililit permasalahan utang yang menyebabkan kinerja perseroan terseok-seok. Sebagai salah satu opsi pembayaran utang, perseroan akan menkonversi utang menjadi saham (debt to equity swap).
Theo mengungkapkan penambahan opsi lain diambil guna mencegah tidak tercapainya keputusan antara pemegang saham minoritas dan mayoritas terkait harga valuasi dari konversi utang ke saham.
“Kalau harganya [valuasi] terlalu rendah, pemegang saham kecil terdilusi. Kalau harganya terlalu tinggi, pemegang saham terbesar dapat sahamnya sedikit, gak deal jadinya, deadlock,” ungkapnya beberapa waktu lalu.
Perseroan memutuskan untuk membuka opsi lain selain lewat konversi utang menjadi saham yaitu pembayaran utang secara angsuran dan dengan menggunakan aset perseroan.
Hingga Juli 2013, posisi utang Humpuss Intermoda mencapai Rp2,6 triliun dengan aset tercatat senilai Rp3,37 triliun, dan ekuitas senilai Rp729 miliar.
“Kami targetkan restrukturisasi utang ini rampung akhir tahun ini,” ujarnya.
Adapun, perseroan membukukan pendapat Rp257 miliar hingga Mei 2013 dnegan labar mencapai Rp20,6 miliar. Pada tahun lalu, pihaknya mencatatkan pendapat Rp489,8 miliar dan laba senilai Rp26,18 miliar.
Pihaknya optimistis sejumlah proyek yang sudah didapatkan dan beberapa potensi proyek baru dapat meningkatkan kinerja perseroan dengan target pendapatan diperkirakan tumbuh 22% menjadi sekitar Rp600 miliar.
