Bisnis.com, JAKARTA -- Pasar surat utang negara kembali bergerak mixed pada penutupan perdagangan Selasa (6/8/2013). Imbal hasil (yield) obligasi pemerintah acuan bertenor panjang dan pendek naik, sementara itu seri 10 tahun dan 15 tahun justru turun.
Menurut data PT Penilai Harga Efek Indonesia (Indonesia Bond Pricing Agency/IBPA), imbal hasil surat utang negara acuan bertenor 10 tahun FR0063 turun 2 basis poin menjadi 7,63% pada harga 86,3214, jika dibandingkan dengan pencapaian pada hari sebelumnya di level 7,65%.
Harga obligasi bertenor 15 tahun FR0064 naik menjadi 84,6100 dengan imbal hasil yang turun 2 basis poin menjadi 7,90% jika dibandingkan dengan realisasi pada hari sebelumnya yakni di level 7,92%.
Sementara itu, yield obligasi pemerintah acuan bertenor 5 tahun merangkak naik 8 basis poin menjadi 7,18% dari 7,10% pada hari sebelumnya. Harga obligasi berseri FR0066 tersebut ditutup pada harga 92,3000.
Adapun, imbal hasil obligasi favorit investor asing bertenor panjang 20 tahun FR0065 juga naik 2 basis poin menjadi 8,08% pada harga 85,6510.
Budi Susanto, Head of Debt Capital Market PT Danareksa Sekuritas, menuturkan dalam beberapa waktu ke depan pasar obligasi domestik akan bergerak mendatar hingga Bank Indonesia memberikan kepastian apakah akan menaikkan atau menahan suku bunga acuan.
Sebagai informasi tambahan, IBPA tetap melakukan kegiatan terkait penyediaan Harga Pasar Wajar (HPW) dan operasional Sistem Solusi IVC2 (SiSoIVC2) yang diperuntukkan bagi manajer investasi dan bank kustodian pada 5-6 Agustus 2013.
Adapun, IBPA tidak melakukan kegiatan operasional terkait cuti bersama dan libur Idulfitri 1434 H pada 7-9 Agustus 2013 dan akan kembali melakukan kegiatan operasional pada 12 Agustus 2013