BISNIS.COM, JAKARTA—PT Bakrie & Brothers Tbk (BNBR) menargetkan bisa menurunkan porsi utang tahun ini sekitar 15%-25% menjadi tinggal Rp4 triliun.
Direktur Keuangan BNBR Eddy Suparno mengatakan target tersebut cukup realistis. Untuk membayar utang-utangnya, perseroan sedang mempertimbangkan menjual aset-asetnya serta melepas kepemilikan saham di sejumlah ‘cucu’ dan ‘cicit’ usaha.
“Tahun lalu kami berhasil turunkan utang sampai 40%, tahun ini kami targetkan antara 15%—25% jadi tinggal Rp4 triliun,” ujarnya dalam konferensi pers usai menggelar RUPS, Rabu (12/6/2013).
Eddy menambahkan pencapaian pelunasan utang itu juga tergantung pada kemampuan perseroan melakukan negosiasi dengan para kreditur dan tata cara pelunasannya yang mudah-mudahan bisa dilakukan sampai akhir tahun ini.
Adapun salah satu aset yang sebentar lagi akan dilepas adalah PT Bakrie Pipe Industries (BPI), anak usaha yang memproduksi pipa baja untuk sektor migas. Menurut Eddy, total aset BPI sekitar Rp3,5 triliun.
“Ada rencana pelepasan sejumlah aset terutama BPI. Mudah-mudahan sebelum Lebaran bisa kami selesaikan, saya ingin kebut prosesnya. Tapi hasil divestasi ini tidak sepenuhnya digunakan untuk pelunasan utang, tapi juga untuk pengembangan sejumlah proyek di sektor infrastruktur,” jelasnya.
Menurut Eddy, ada tiga investor yang berminat dengan BPI, termasuk investor dalam dan luar negeri yaitu dari Jepang. Perseroan akan melepas mayoritas saham BPI maksimal 75%—80%, karena setiap investor rata-rata minta saham mayoritas. Divestasi aset tersebut juga untuk melunasi utang atas pinjaman perseroan yang ada di saham Bumi Plc.
“Kami juga akan lakukan pelunasan sepenuhnya atas pinjaman kami yang ada di saham Bumi Plc [dijaminkan]. Salah satu sumbernya dari divestasi aset, tapi juga ada sumber lain yang saat ini sedang kami finalisasi,” ujar Eddy yang enggan merinci lebih jauh tentang sumber lain yang dimaksud.