BISNIS.COM, JAKARTA-PT Wijaya Karya (Persero) Tbk, emiten pelat merah yang bergerak di bidang konstruksi, mengincar pasar Amerika Tengah seiring tingginya peluang pengembangan infrastruktur di bidang energi di kawasan tersebut.
Hal itu dikemukakan Direktur SDM dan Pengembangan Wijaya Karya Tonny Warsono kepada wartawan usai menghadiri forum Updates from the CEOs (UFCs) yang diselenggarakan oleh Kementerian Luar Negeri, Kamis (28/3/2013).
"Saya baru saja dapat info bagus dari Kemenlu, soal potensi di Amerika Tengah. Kami ingin masuk ke sana. Nanti saya diundang ke sana. Sebelum akhir semester I, kami akan ke sana," ujarnya.
Dia menuturkan ada beberapa negara di Amerika Tengah yang menarik a.l. Kolombia, Kuba, Suriname. Negara-negara itu tumbuh seiring dengan hasil pertambangan yang berkembang pesat.
Perseroan berpeluang mengembangkan proyek infrastruktur powerplant di kawasan tersebut.
"Potensinya di energi power. Mereka kekurangan power. Semua negara berkembang pasti kekurangan itu".
Hari ini, sejumlah pimpinan perusahaan strategis di dalam negeri menyampaikan informasi terkini tentang pengembangan entitas bisnis strategis Indonesia kepada negara-negara sahabat dalam forum Updates From the CEOs (UFCs).
Forum diskusi yang mengambil topik Strengthening Business Partnership for Greater Cooperation itu dilakukan untuk memperkuat citra Indonesia melalui diplomasi ekonomi.
Selain diharapkan dapat mendukung aliran investasi dan kemungkinan kerja sama saling menguntungkan, UFCs juga diselenggarakan untuk menjajaki peluang pasar baru bagi industri/perusahaan strategis di luar negeri.
"Kami percaya event ini dapat memberikan manfaat positif dan meningkatkan potensi tidak hanya bagi Indonesia tetapi negara lain," ujar Wakil Menteri Luar Negeri Wardana dalam sambutannya.
Wijaya Karya Incar Pasar Amerika Tengah
BISNIS.COM, JAKARTA-PT Wijaya Karya (Persero) Tbk, emiten pelat merah yang bergerak di bidang konstruksi, mengincar pasar Amerika Tengah seiring tingginya peluang pengembangan infrastruktur di bidang energi di kawasan tersebut.Hal itu dikemukakan Direktur
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
Konten Premium
Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.
37 menit yang lalu
Setelah GJTL, Giliran Saham ABMM Diborong Lo Kheng Hong
1 jam yang lalu
Tekanan Harga Batu Bara dari Banjir Produksi China
Artikel Terkait
Berita Lainnya
Berita Terbaru
12 menit yang lalu
Rupiah Tergelincir ke Rp16.312 per Dolar AS, BI Lakukan Intervensi Pasar
20 menit yang lalu
IHSG 2025 Bisa 8.000, Pengamat: BEI Jangan Banyak Intervensi Pasar
37 menit yang lalu