BISNIS.COM, MELBOURNE—Morgan Stanley menyatakan pada sisa tahun ini harga kontrak berjangka bijih besi siap menurun seiring dengan meningkatnya pasokan global dan reli harga yang didorong oleh meningkatnya pasokan global dan reli harga yang didorong restocking China.
Harga kemungkinan sudah mencapai puncak di posisi sekitar U$159 per ton pada Februari. "Rata-rata akan ada di posisi US$129 per ton selama sisa tahun,” kata analis Joel Crane dan Peter Richardson dalam laporan yang dilansir Bloomberg, hari ini (7/3).
Menurut perkiraan Deutsche Bank, harga bijih besi berjangka bakal turun hingga US$115 per ton pada akhir tahun. Sedangkan menurut Tom Price, analis UBS AG, harga akan anjlok ke US$70 per ton dalam 3 bulan hingga September setelah diperdagangkan antara US$130 dan US$160 sampai Juni.
Sedangkan untuk bahan baku tahun ini berada pada kisaran harga U$133 per ton, dengan prediksi harga akan menurun dari US$142 per ton pada kuartal I/2013 menjadi US$130 per ton di kuartal IV/2013.
Sebelumnya harga bijih besi telah reli 68% sejak September karena pertumbuhan ekonomi di China yang mempercepat pengurangan persediaan sehingga stok di pelabuhan merosot ke harga terendah dalam 3 tahun.
Data The Baja Index Ltd menyebutkan pengiriman bijih besi ke pelabuhan Tianjin China naik 0,4% menjadi US$145,80 per ton. Harga itu melonjak menjadi US$158,90 per ton pada 20 Februari, paling mahal sejak Oktober 2011. (Bloomberg/41)
Harga Bijih Besi Diprediksi Turun Jadi US$115/Ton
BISNIS.COM, MELBOURNE—Morgan Stanley menyatakan pada sisa tahun ini harga kontrak berjangka bijih besi siap menurun seiring dengan meningkatnya pasokan global dan reli harga yang didorong oleh meningkatnya pasokan global dan reli harga yang didorong
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
Topik
Konten Premium
Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.
5 jam yang lalu