Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Investor Menanti Data Inflasi AS, Harga Emas Terkoreksi

Harga emas melemah akibat penguatan dolar AS dan investor menanti data inflasi PCE AS untuk petunjuk suku bunga The Fed.
Karyawati memperlihatkan logam mulia Antam di Jakarta, Selasa (17/6/2025). Bisnis/Arief Hermawan P
Karyawati memperlihatkan logam mulia Antam di Jakarta, Selasa (17/6/2025). Bisnis/Arief Hermawan P
Ringkasan Berita
  • Harga emas melemah akibat penguatan dolar AS dan pasar yang menunggu data inflasi PCE untuk petunjuk arah suku bunga The Fed.
  • Indeks dolar AS naik 0,5%, membuat emas lebih mahal bagi pembeli luar negeri, sementara pasar memperkirakan peluang 86% untuk pemangkasan suku bunga The Fed pada September.
  • Investor menanti data PCE AS yang diperkirakan menunjukkan inflasi inti naik ke 2,9%, tertinggi sejak akhir 2023, untuk mendapatkan petunjuk lebih lanjut mengenai kebijakan suku bunga.

* Ringkasan ini dibantu dengan menggunakan AI

Bisnis.com, JAKARTA - Harga emas ditutup melemah karena tertekan penguatan dolar AS dan sikap pasar yang menanti data inflasi Personal Consumption Expenditures (PCE) untuk petunjuk arah suku bunga The Fed.

Mengutip Reuters pada Selasa (26/8/2025), harga emas di pasar spot tercatat turun 0,14% pada posisi US$3.366,83 per troy ounce, setelah sempat menyentuh level tertinggi sejak 11 Agustus pada akhir pekan lalu. Sementara itu, harga emas berjangka emas AS pengiriman Desember melemah tipis 0,03% ke level US$3.417,5 per troy ounce.

Indeks dolar AS naik 0,5% terhadap mata uang utama lain, membuat emas yang dihargakan dalam dolar menjadi lebih mahal bagi pembeli di luar negeri.

Peter Grant, Wakil Presiden sekaligus Senior Metals Strategist di Zaner Metals mengatakan, pasar masih mencerna komentar Powell pada Jumat lalu sambil menunggu data baru yang bisa memberi sinyal lebih jelas terkait peluang pemangkasan suku bunga pada September. 

Menurutnya, periode lesu di musim panas akan segera berakhir dalam beberapa pekan mendatang. 

“Saya memperkirakan tren kenaikan emas akan kembali menguat,” katanya.

Harga emas pada Jumat lalu melonjak ke level tertinggi dalam dua pekan setelah Ketua The Fed Jerome Powell mengisyaratkan kemungkinan pemangkasan suku bunga pada pertemuan bulan depan. 

Powell menilai risiko terhadap pasar tenaga kerja meningkat, namun inflasi tetap menjadi ancaman sehingga keputusan final belum ditetapkan.

Berdasarkan alat pemantau CME FedWatch Tool, pasar memperkirakan peluang lebih dari 86% bagi The Fed untuk memangkas suku bunga sebesar 25 basis poin pada pertemuan September.

Emas yang tidak menawarkan imbal hasil biasanya kehilangan daya tarik di tengah era suku bunga tinggi.

Investor kini menanti rilis data PCE AS pada Jumat mendatang untuk mendapatkan petunjuk lebih lanjut mengenai arah kebijakan suku bunga. Data tersebut diperkirakan menunjukkan inflasi inti naik ke 2,9%, tertinggi sejak akhir 2023.

Adapun harga logam mulia lainnya pada Senin turut melemah. Harga perak spot turun 0,3% ke US$38,72 per ounce, platinum merosot 1,6% ke US$1.339,40 per ounce, dan paladium anjlok 2,7% ke US$1.096,20 per ounce.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro