Bisnis.com, JAKARTA — Sovereign wealth fund Tanah Air Danantara Indonesia dikabarkan tengah merancang penerbitan surat utang atau obligasi bertajuk Patriot Bond dengan membidik dana Rp50 triliun atau sekitar US$3,1 miliar. Apakah akan diminati investor?
Berdasarkan dokumen yang dilihat Bloomberg, Danantara berencana menerbitkan obligasi tersebut dalam dua tenor, yaitu 5 tahun dan 7 tahun dengan nilai masing-masing Rp25 triliun. Dua seri obligasi tersebut akan diterbitkan dengan kupon sebesar 2%.
Kupon tersebut lebih rendah dari BI Rate yang saat ini bertengger di level 5% dan yield SBN tenor yang sama di posisi 5,8% dan 6,1%.
Associate Director Fixed Income Anugerah Sekuritas Ramdhan Ario Maruto menilai Patriot Bond akan menjadi strategic bond yang dijalankan dengan mengajak konglomerasi dan pemilik usaha terlibat dalam pembangunan. Dana kemudian akan digunakan ke dalam pembangunan industri waste to energy.
Terkait daya tarik investor menurutnya memang kupon yang ditawarkan kecil, tetapi dia memperkirakan akan ada daya tawar lain dari Danantara atas penerbitan surat utang tersebut.
"Ini [Patriot Bond] adalah semacam strategic bond, di balik itu akan ada kompensasi yang bisa bersifat kemudahan bisnis atau project bagi mereka yang terlibat. Akan tetapi [Patriot Bond] hanya memberikan return yang sedikit," ujar Ramdhan, Selasa (26/8/2025).
Baca Juga
Adapun, dia menilai Patriot Bond yang dijalankan melalui skema private placement tidak bersifat tradable atau tidak bisa diperdagangkan di pasar sekunder. Kemudian, tidak terbuka untuk investor ritel.
Dengan sifat yang tidak tradable, menurutnya hampir pasti penerbitan Patriot Bond tidak akan berdampak pada harga pasar surat utang negara.
Di sisi lain, terdapat sejumlah tantangan bagi Danantara atas penerbitan Patriot Bond, di antaranya mesti ada pengawasan yang ketat. Kemudian, prospek dari proyek pembiayaan yakni untuk waste to energy mesti menjanjikan.
Investment Analyst Capital Asset Management Martin Aditya menilai dana yang diraup dari Patriot Bond bertujuan untuk proyek berkelanjutan. Proyek tersebut bisa prospektif seiring dengan Presiden RI Prabowo Subianto yang juga sedang dalam upaya mengembangkan proyek renewables energy.
Terkait daya tarik investor, menurutnya pasti ada alasan Danantara menetapkan kupon hanya 2%, di mana spread jauh dengan instrumen yang paling dekat yaitu SBN dan suku bunga acuan.
"Mungkin bisa jadi ada benefit lain dari Patriot Bond yang didapat yang belum disampaikan," ujar Martin kepada Bisnis pada Selasa (26/8/2025).
Daya tarik lainnya menurut Martin kemungkinan adalah akan ada nilai lebih bagi portofolio perusahaan yang pernah berkontribusi membangun negara dengan memiliki Patriot Bond tersebut.
Terkait dengan Patriot Bond, Chief Investment Officer Danantara Pandu Sjahrir menyampaikan Danantara Indonesia berkomitmen menjalankan mandat sebagai pengelola investasi negara dengan penuh kehati-hatian, transparansi, dan tata kelola yang baik.
"Setiap inisiatif pembiayaan diarahkan untuk mendukung transformasi ekonomi jangka panjang serta memperkuat peran dunia usaha dalam pembangunan," kata Pandu dalam keterangan resmi, Selasa (26/8/2025).
Danantara Patriot Bond merupakan instrumen pembiayaan strategis yang lazim digunakan di berbagai negara, seperti Jepang dan Amerika Serikat, untuk memperkuat kemandirian pembiayaan nasional.
Melalui obligasi ini, lanjutnya, negara memperoleh sumber pendanaan jangka menengah-panjang yang stabil, sementara pelaku usaha memiliki akses pada instrumen investasi yang aman dan bermanfaat bagi perekonomian nasional.
Pandu menjelaskan prinsip dasar Patriot Bond adalah partisipasi sukarela dan tanggung jawab bersama. Skema ini membuka ruang bagi kelompok usaha nasional untuk berkontribusi pada agenda pembangunan lintas generasi, sekaligus memastikan keberlanjutan dan kesejahteraan masyarakat.
Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.