Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Beda Nasib Pizza Hut dan KFC Saat Gerai Berkurang Semester I/2025

Pizza Hut dan KFC alami penurunan jumlah gerai di semester I/2025. Pizza Hut catat laba Rp15,56 miliar, sementara KFC masih rugi Rp138,75 miliar. Boikot produk AS pengaruhi kinerja.
Pengunjung beraktivitas di salah satu gerai KFC di Jakarta, Sabtu (2/11/2024)./JIBI/Bisnis/Fanny Kusumawardhani
Pengunjung beraktivitas di salah satu gerai KFC di Jakarta, Sabtu (2/11/2024)./JIBI/Bisnis/Fanny Kusumawardhani

Imbas Boikot Produk Pro-Israel

Sebagaimana diketahui, KFC dan Pizza Hut terkena imbas boikot seiring dengan gejolak geopolitik Palestina dan Israel. Direktur Fast Food Indonesia Wahyudi Martono mengatakan bahwa isu boikot sejauh ini melanda produk-produk asal AS, dan KFC juga ikut terdampak karena berasal dari AS. 

"Seruan boikot itu memang kami alami. Meskipun kami tidak terdaftar di dalam produk yang diboikot, tetapi karena KFC merupakan produk Amerika, kami juga sangat terdampak. Bukan terdampak saja, tapi sangat terdampak," katanya dalam public expose pada beberapa waktu lalu.Rp855,98 juta. 

Wahyudi juga mengatakan bahwa perseroan tetap menyiapkan sejumlah strategi mendongkrak kinerja. FAST, misalnya, mengoptimalkan penjualan dan menyesuaikan strategi secara dinamis seiring dengan perkembangan kondisi pasar guna menjadi lebih fleksibel dan responsif terhadap perubahan situasi yang tidak dapat diprediksi.  

"Upaya optimalisasi penjualan dilakukan melalui penerapan strategi harga yang kompetitif, peningkatan efektivitas pemasaran termasuk penawaran diskon dan promosi yang menarik, serta pemanfaatan maksimal dari seluruh unit bisnis untuk mendorong pertumbuhan penjualan secara menyeluruh," katanya dalam keterbukaan informasi.

Dia mengatakan bahwa FAST juga terus memperkuat kehadiran pada kanal digital melalui strategi pemasaran digital yang lebih terarah, dan penggunaan media sosial untuk meningkatkan engagement dengan pelanggan. Menurutnya, pemanfaatan data pelanggan dan analitik menjadi bagian penting dalam menyusun penawaran yang lebih relevan dan personal. 

Lebih lanjut, dia mengungkap bahwa FAST juga terbuka terhadap peluang kolaborasi strategis dan kemitraan, baik dengan platform digital, layanan pengantaran, maupun mitra bisnis lainnya, untuk memperluas jangkauan pasar.

Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.

Halaman
  1. 1
  2. 2
 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Dwi Nicken Tari
Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro