Bisnis.com, JAKARTA — Lima emiten Grup Barito yang terafiliasi konglomerat Prajogo Pangestu mencetak kinerja beragam sepanjang semester I/2025. Tercatat, PT Barito Pacific Tbk. (BRPT) membukukan laba paling moncer pada paruh pertama tahun ini dengan kenaikan hingga 1.464,89%.
PT Barito Renewables Energy Tbk. (BREN) dan PT Barito Pacific Tbk. (BRPT) tercatat kompak membukukan peningkatan laba bersih dan pendapatan sepanjang enam bulan pertama 2025.
Adapun, PT Petrosea Tbk. (PTRO), emiten jasa pertambangan milik Prajogo Pangestu, mencatat kenaikan pendapatan 10,41% yoy menjadi US$351,11 juta, berkat pertumbuhan pada segmen pertambangan dan konstruksi. Namun, beban usaha dan bunga yang naik signifikan membuat laba bersih anjlok 18,18% yoy, menjadi hanya US$1,08 juta.
Sementara itu, PT Petrindo Jaya Kreasi Tbk. (CUAN), emiten batu bara Grup Barito, meskipun membukukan kenaikan pendapatan, justru mengalami penurunan laba bersih hingga 93,43% menjadi US$1,94 juta akibat lonjakan beban pokok dan efisiensi yang kurang optimal.
Bisnis telah merangkum 5 emiten terafiliasi taipan Prajogo Pangestu yang telah merilis laporan keuangan sepanjang enam bulan pertama 2025. Berikut rinciannya:
PT Petrindo Jaya Kreasi Tbk. (CUAN)
Baca Juga
CUAN mencatatkan kenaikan pendapatan sepanjang Januari-Juni 2025. kendati begitu, laba bersih emiten batu bara milik konglomerat Prajogo Pangestu itu mengalami penurunan hingga 93,43% menjadi US$1,94 juta atau setara Rp31,86 miliar (estimasi kurs Rp16.399 per dolar AS).
Berdasarkan Laporan Keuangan per semester I/2025, emiten berkode saham CUAN itu mencatat pendapatan sebesar US$462,11 juta atau setara Rp7,57 triliun hingga akhir Juni 2025. Pendapatan ini naik 49,22% secara tahunan (YoY) dari sebelumnya hanya US$309,69 juta.
Pendapatan CUAN ini didorong oleh penjualan batu bara sebesar US$108,05 juta, konstruksi dan rekayasa senilai US$159,33 juta, penambangan sebesar US$158,55 juta, jasa sebesar US$34,81 juta dan pendapatan lain-lain senilai US$1,35 juta.
Berdasarkan pelanggannya, pendapatan CUAN diperoleh dari pihak ketiga yaitu BP Berau LTD sebesar US$70,29 juta, PT Freeport Indonesia sebesar US$53,60 juta dan PT Kideco Jaya Agung sebesar US$50,86 juta.
Meningkatnya pendapatan CUAN ini turut mengerek beban pokok pendapatan CUAN sepanjang semester I/2025 menjadi US$414,18 juta, dari sebelumnya pada 6 bulan pertama 2024 yang hanya sebesar US$243,24 juta. Beban pokok pendapatan ini naik hingga 70,27%.
Alhasil, laba bruto CUAN tercatat turun hingga 27,86% menjadi US$47,93 juta. Sebelumnya, pada periode 6 bulan 2024 laba bruto CUAN adalah sebesar US$66,44 juta.
Setelah dikurangi berbagai macam beban yang dapat diefisiensikan, laba bersih CUAN tercatat anjlok hingga 93,43% menjadi US$1,94 juta atau setara Rp31,86 miliar, dari sebelumnya sebesar US$29,57 juta atau setara Rp484,96 miliar.
PT Barito Renewables Energy Tbk. (BREN)
Emiten yang bergerak pada bidang energi baru terbarukan (EBT) ini membukukan peningkatan pendapatan dan laba bersih sepanjang semester I/2025. BREN mencetak peningkatan laba bersih menjadi US$65,5 juta atau setara Rp1,06 triliun (kurs Jisdor Rp16.231 per dolar AS 30 Juni 2025) semester I/2025.
Melansir laporan keuangannya, BREN membukukan pendapatan sebesar US$300 juta atau setara Rp4,8 triliun. Pendapatan ini naik 3,4% dibanding periode yang sama tahun sebelumnya sebesar US$290 juta.
Peningkatan pendapatan ini didorong oleh pemulihan produksi panas bumi pascapemeliharaan tidak terencana di Darajat pada tahun lalu, serta kontribusi penuh dari unit Salak Binary yang baru beroperasi. Hal ini berhasil mengimbangi penurunan produksi dari segmen angin.
Sementara itu, laba tahun berjalan yang dapat diatribusikan ke pemilik entitas induk BREN juga naik menjadi US$65,46 juta atau setara Rp1,06 triliun. Capaian laba bersih ini meningkat 12,96% dari US$57,9 juta pada semester I/2024.
Laba bersih yang meningkat ini didorong oleh penurunan beban bunga sebagai hasil dari negosiasi dengan Bangkok Bank Limited pada tahun lalu.
CEO Barito Renewables Hendra Soetjipto Tan menyampaikan BREN dengan senang hati melaporkan kinerja yang kembali solid pada paruh pertama tahun 2025. Hendra menjelaskan meskipun segmen angin mencatatkan penurunan produksi, kinerja panas bumi menunjukkan hasil yang kuat setelah normalisasi operasional Darajat dan kontribusi tambahan dari Salak Binary.
“Disiplin biaya yang konsisten dan strategi keuangan kami telah menghasilkan perluasan margin dan peningkatan laba. Ke depan, kami akan tetap fokus pada ekspansi kapasitas terpasang untuk mendukung transisi Indonesia menuju sistem energi rendah karbon,” ujar Hendra, Kamis (31/7/2025).
Sementara itu, EBITDA BREN meningkat sebesar 4,4% secara tahunan, didukung oleh inisiatif efisiensi biaya yang berkelanjutan. Marjin EBITDA juga meningkat menjadi 86,3%, mencerminkan fokus berkelanjutan BREN terhadap keunggulan operasional dan pengendalian biaya yang efektif.
Ke depan, Hendra menuturkan Barito Renewables tetap berkomitmen kuat untuk memperluas portofolio energi terbarukan dan mendukung target jangka panjang transisi energi Indonesia.
PT Barito Pacific Tbk. (BRPT)
BRPT mencatatkan kinerja positif sepanjang semester I/2025. Dari sisi bottom line, BRPT membukukan lonjakan laba bersih sebesar 1.464,89% secara tahunan (year-on-year/YoY).
Berdasarkan laporan keuangan, BRPT mencatatkan pendapatan sebesar US$3,22 miliar atau setara Rp52,40 triliun (kurs jisdor 30 Juni 2025 Rp16.321 per dolar As) hingga akhir Juni 2025, meningkat 178,51% YoY dari US$1,15 miliar pada periode yang sama tahun sebelumnya.
Pertumbuhan pendapatan ini terutama ditopang oleh segmen petrokimia, yang mencatatkan penjualan sebesar US$2,92 miliar sepanjang paruh pertama 2025. Nilai tersebut melesat 237,70% dibandingkan dengan US$866,49 juta pada periode yang sama tahun lalu.
Segmen energi dan sumber daya juga mencatatkan kenaikan pendapatan menjadi US$300,07 juta, naik dari US$290,07 juta secara tahunan. Sebaliknya, segmen properti mengalami penurunan, dengan pendapatan turun menjadi US$2,20 juta dari sebelumnya US$2,38 juta pada semester I/2024.
Seiring dengan pertumbuhan pendapatan, beban pokok pendapatan BRPT turut meningkat signifikan menjadi US$3,09 miliar, dari sebelumnya US$914,47 juta. Kenaikan ini membuat rasio beban pokok terhadap pendapatan naik menjadi 95,85%, lebih tinggi dibandingkan 78,88% pada periode yang sama tahun lalu.
Kondisi tersebut menyebabkan laba bruto BRPT justru menyusut 45,30% YoY menjadi US$133,84 juta, dari sebelumnya US$244,73 juta.
Namun demikian, setelah memperhitungkan pajak dan berbagai beban lainnya, BRPT berhasil membukukan laba periode berjalan yang diatribusikan kepada pemilik entitas induk atau laba bersih sebesar US$539,82 juta atau setara Rp8,76 triliun pada Juni 2025. Capaian tersebut melonjak 1.464,89% dari US$34,49 juta pada periode yang sama tahun lalu.
Di sisi neraca, BRPT mencatatkan kenaikan total aset menjadi US$15,19 miliar pada Juni 2025, naik dari posisi US$10,53 miliar per Desember 2024. Peningkatan ini terutama berasal dari kenaikan kas dan setara kas yang hampir dua kali lipat, dari US$1,60 miliar menjadi US$3,11 miliar.