Bisnis.com, JAKARTA — PT Amman Mineral Internasional Tbk. (AMMN) telah membukukan rugi bersih yang diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar US$148,72 juta atau Rp2,44 triliun (asumsi kurs Rp16.456 per dolar AS).
Berdasarkan laporan keuangan, kondisi rugi perseroan itu berbanding terbalik dari capaian laba bersih sebesar US$475,24 juta pada semester I/2024.
Catatan rugi AMMN sejalan dengan kinerja penjualan bersih yang susut dari US$1,54 miliar pada semester I/2024, menjadi US$182,59 juta pada semester I/2025.
Penjualan bersih AMMN sebagian besar berasal dari penjualan katoda tembaga. Smelter tembaga AMMN memproduksi 19.805 ton katoda tembaga, setara dengan 44 juta pon, dengan penjualan sebesar 18.522 ton, setara dengan 41 juta pon.
Sementara, produksi konsentrat sebesar 191.657 metrik ton kering, yang memiliki kandungan 89 juta pon tembaga dan 59.578 ons emas.
Sejak diberlakukannya larangan ekspor konsentrat pada awal 2025, semua penjualan beralih ke katoda tembaga mulai April 2025. Pencapaian kinerja paruh pertama 2025 pun berasal dari periode kuartal II/2025, di mana tidak ada penjualan pada kuartal I/2025.
Baca Juga
Presiden Direktur AMMN Arief Sidarto menyatakan perseroan pun masih menghadapi tantangan dalam kesiapan operasional yang sangat krusial untuk memastikan transisi ke fase produksi penuh dapat berlangsung secara aman dan sukses.
Proses commissioning smelter tembaga pada dasarnya bersifat kompleks dan memakan waktu, sebagaimana terlihat dari standar global. Tantangan ini dinilai berpotensi memengaruhi tingkat produksi selama sisa tahun ini.
"Ke depan, kami yakin bahwa kinerja keuangan akan terus membaik. Kami tetap berkomitmen pada strategi jangka panjang kami dan fokus untuk menciptakan nilai yang terus berkelanjutan, melalui keunggulan operasional dan eksekusi yang disiplin,” kata Arief dalam keterangan tertulis pada Kamis (31/7/2025).
Dari sisi neraca, AMMN mencatatkan aset sebesar US$12,68 miliar dengan liabilitas sebesar US$7,62 miliar. Adapun, ekuitas AMMN mencatatkan ekuitas sebesar US$5,05 juta.
Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.