Bisnis.com, JAKARTA — Saham PT Chandra Daya Investasi Tbk. (CDIA) terjerembab di zona merah untuk pertama kalinya sejak resmi tercatat atau listing di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada 9 Juli 2025.
Berdasarkan data RTI Infokom, saham CDIA ditutup melemah sebesar 9,84% menuju level Rp1.650 per saham. Membuat saham terafiliasi Prajogo Pangestu tersebut menempati posisi pucuk jajaran top losers hari ini.
Sementara itu, dua orang direktur CDIA terpantau melakukan aksi beli. Pertama, Direktur CDIA Merly memborong 4.000.000 saham pada 24 Juli 2025. Transaksi tersebut setara dengan 0,003% dari total saham beredar perseroan.
Harga pembelian saham perusahaan dilakukan pada level Rp1.290 per saham, sehingga total nilai transaksi diperkirakan mencapai Rp5,16 miliar.
“Tujuan dari transaksi untuk investasi langsung,” ujar Merly dalam surat kepada Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Rabu (30/7/2025).
Adapun, Direktur CDIA Agus Lukmanul Halim membeli 1.500.000 saham CDIA pada 25 Juli 2025. Transaksi ini setara 0,001% dari total saham beredar perseroan. Sebelum transaksi tersebut, dia tercatat belum memiliki saham CDIA.
Baca Juga
Agus melakukan pembelian saham CDIA di posisi Rp1.290 per saham. Dengan demikian, total nilai transaksi diperkirakan mencapai Rp1,93 miliar.
Untuk diketahui, CDIA telah menghimpun dana Rp2,37 triliun dari aksi penawaran umum perdana saham atau initial public offering (IPO). Hal itu diraih berkat pelepasan 12,48 miliar saham baru dengan harga Rp190 per saham.
Dari dana hasil penawaran umum yang diraih, sekitar Rp871,76 miliar akan dialokasikan untuk ekspansi sektor logistik melalui penyertaan modal kepada anak usaha guna membeli kapal dan membiayai kegiatan operasional.
Sementara itu, dana senilai Rp1,48 triliun diarahkan untuk sektor kepelabuhanan termasuk pembangunan tangki penyimpanan dan jaringan pipa ethylene.
Presiden Direktur CDIA Fransiskus Ruly Aryawan menyatakan ada peluang strategis dari meningkatnya permintaan infrastruktur di Asia Tenggara, khususnya di sektor logistik, energi, kepelabuhanan, hingga penyimpanan.
“Kami berkomitmen menjadi mitra pertumbuhan yang mendorong solusi infrastruktur relevan di masa depan serta menciptakan nilai tambah nyata bagi pemangku kepentingan,” ucap Ruly di Gedung BEI, Jakarta, Rabu (9/7/2025).
Disclaimer: Berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab atas kerugian atau keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.