Bisnis.com, JAKARTA — Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup menguat ke level 7.287,02 pada Kamis (17/7/2025). Kenaikan ini ditopang oleh saham dengan market cap jumbo seperti TLKM, DSSA, dan TPIA.
Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia (BEI), IHSG menguat sebesar 1,32% atau 95 poin menuju posisi 7.287,02. Sepanjang hari ini, indeks komposit dibuka pada level 7.229,26 dan sempat menyentuh level tertingginya di 7.291.56.
Tercatat, 355 saham meningkat, 234 saham turun, dan 217 saham stagnan. Sementara itu, kapitalisasi pasar alias market cap mencapai Rp13.041 triliun.
Saham dengan kapitalisasi jumbo yang menguat dipimpin saham PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk. (TLKM) dengan kenaikan 4,53% ke Rp2.770 dan saham PT Dian Swastatika Sentosa Tbk. (DSSA) naik 2,17% menuju Rp66.000.
Selanjutnya, ada saham PT Chandra Asri Pacific Tbk. (TPIA) yang menguat sebesar 1,04% ke posisi Rp9.675, sementara saham PT Unilever Indonesia Tbk. (UNVR) meningkat 0,96% menuju level Rp1.575 per saham.
Adapun, saham market cap besar yang turun di antaranya PT Amman Mineral Internasional Tbk. (AMMN) dengan pelemahan 1,52% ke level Rp8.100, dan saham PT Bayan Resources Tbk. (BYAN) turun 1,03% ke Rp19.200 per saham.
Baca Juga
Sementara itu, saham top gainers hari ini dihuni oleh saham PT Ancora Indonesia Resources Tbk. (OKAS) yang melompat 34,46% ke level Rp199, disusul saham PT Merry Riana Edukasi Tbk. (MERI) dengan pertumbuhan sebesar 25%.
Di sisi lain, saham paling boncos atau top losers ditempati oleh PT Mandala Multifinance Tbk. (MFIN) yang terkoreksi 14,56% menjadi Rp880, sedangkan saham PT Cipta Selera Murni Tbk. (CSMI) merosot sebesar 7,59%.
Head of Research Phintraco Sekuritas Valdy Kurniawan mengatakan IHSG sempat ditutup menguat 1,16% ke 7.275,34 pada perdagangan sesi pertama.
Dia memaparkan kenaikan itu didorong oleh penguatan signifikan pada sektor teknologi yang naik sebesar 6,74%. Sentimen positif juga datang dari kebijakan Bank Indonesia (BI) yang memangkas suku bunga acuan 25 basis poin.
“Kondisi ini memberikan sinyal dukungan untuk terus mendukung pertumbuhan ekonomi,” ujarnya dalam publikasi riset harian.
Secara teknikal, indikator modern MACD menunjukkan pelebaran positive slope, yang mengindikasikan potensi kelanjutan tren penguatan.
Disclaimer: Berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab atas kerugian atau keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.