Bisnis.com, JAKARTA — Bursa Efek Indonesia menerapkan suspensi terhadap saham PT Mandala Multifinance Tbk. (MFIN) dan PT Andalan Sakti Primaindo Tbk. (ASPI) mulai perdagangan hari ini, Selasa (15/7/2025).
P.H. Kepala Divisi Pengawasan Transaksi BEI Danny Yuskar Wibowo dan Kepala Divisi Pengaturan & Operasional Perdagangan BEI Pande Made Kusuma Ari A. menyampaikan penghentian sementara perdagangan MFIN dan ASPI dilakukan sehubungan dengan terjadinya peningkatan harga kumulatif yang sifgnifikan.
“Sebagai bentuk perlindungan bagi Investor, PT Bursa Efek Indonesia memandang perlu untuk melakukan penghentian sementara perdagangan Saham PT Andalan Sakti Primaindo Tbk. (ASPI) di Pasar Reguler dan Pasar Tunai mulai sesi I tanggal 15 Juli 2025 sampai dengan Pengumuman Bursa lebih lanjut,” tulisnya dalam pengumuman, Selasa (15/7/2025).
Terkait dengan suspensi saham MFIN, BEI menyampaikan bahwa penghentian sementara perdagangan saham PT Mandala Multifinance Tbk. (MFIN) tersebut dilakukan di Pasar Reguler dan Pasar Tunai, dengan tujuan untuk memberikan waktu yang memadai bagi pelaku pasar untuk mempertimbangkan secara matang berdasarkan informasi yang ada dalam setiap pengambilan keputusan investasinya di saham MFIN.
Suspensi saham MFIN dilakukan dalam rangka cooling down. BEI juga mengimbau agar para pihak yang berkepentingan selalu memperhatikan keterbukaan informasi yang disampaikan oleh perseroan.
Pada perdagangan Senin (14/7/2025), saham MFIN parkir di level Rp1.210. Level itu berangsur turun dari posisi tertinggi tahun ini Rp3.420 yang terbentuk pada 30 April 2025.
Salah satu sentimen yang mewarnai gerak saham MFIN ialah rencana penggabungan atau merger PT Adira Dinamika Multi Finance Tbk. (ADMF). Sejalan dengan rencana itu, manajemen Mandala Finance juga menyampaikan rencana buyback saham di level harga Rp3.426 per saham yang diperkirakan rampung pada 1 Oktober 2025.
Sementara itu, saham ASPI mendarat di level Rp306 pada akhir perdagangan kemarin. Saham ASPI melonjak 56,92% month-to-date dari posisi Rp195 pada akhir Juni 2025.
Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.
.jpg?w=300&h=221)
