Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nilai Penggalangan Dana Lewat IPO Tembus Rp10 Triliun, Siapa Paling Jumbo?

Nilai penghimpunan dana melalui aksi penawaran umum perdana saham atau initial public offering (IPO) sepanjang tahun ini sudah menembus Rp10 triliun.
Ana Noviani, Annisa Kurniasari Saumi
Senin, 14 Juli 2025 | 10:37
Seremoni pencatatan saham CHEK, BLOG, MERY, PMUI di BEI pada Kamis (10/7/2025)./BEI
Seremoni pencatatan saham CHEK, BLOG, MERY, PMUI di BEI pada Kamis (10/7/2025)./BEI

Bisnis.com, JAKARTA — Nilai penghimpunan dana melalui aksi penawaran umum perdana saham atau initial public offering (IPO) sepanjang tahun ini sudah menembus Rp10 triliun. 

Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia, sudah ada 22 emiten baru yang melantai pada tahun ini setelah merampungkan IPO. Total dana yang dihimpun menembus Rp10,38 triliun. 

Jumlah itu termasuk kontribusi dari delapan emiten baru yang melantai di BEI pada pekan lalu. Delapan emiten tersebut menghimpun total dana Rp3,37 triliun. 

Adalah PT Chandra Daya Investasi Tbk. (CDIA) yang menghimpun dana IPO paling jumbo pada awal semester II/2025 ini. Entitas usaha PT Chandra Asri Pacific Tbk. (TPIA) itu mendulang dana segar Rp2,37 triliun dari IPO. 

Sebelum CDIA, dua perusahaan lain sudah lebih dulu menyelesaikan IPO bernilai jumbo atau di atas Rp1 triliun pada paruh pertama tahun ini.

Perolehan dana IPO tertinggi dicatatkan oleh emiten properti PT Bangun Kosambi Sukses Tbk. (CBDK). Anak usaha PT Pantai Indah Kapuk Dua Tbk. (PANI) yang terafiliasi dengan Sugianto Kusuma alias Aguan itu meraih dana hasil IPO Rp 2,3 triliun.

Mengekor di belakang CBDK, PT Yupi Indo Jelly Gum Tbk. (YUPI) mencatatkan perolehan dana terbesar kedua dalam IPO tahun ini yang menyentuh angka Rp2 triliun. Yupi melepas 854.448.900 saham dalam IPO dengan harga per saham dibanderol Rp2.390.

Di belakang CDIA, ada tiga perusahaan lain yang menghimpun dana IPO sekitar Rp200 miliar. Mereka adalah PT Prima Multi Usaha Indonesia Tbk. (PMUI) Rp208,8 miliar, PT Indokripto Koin Semesta Tbk. (COIN) Rp220,58 miliar, dan PT Pancaran Samudera Transport Tbk. (PSAT) Rp200,11 miliar.

Sebelumnya, Direktur Penilaian Perusahaan BEI I Gede Nyoman Yetna menuturkan sudah ada 22 perusahaan tercatat di Bursa. Menurut Nyoman, meskipun jumlah IPO di BEI menurun, tetapi secara jumlah, jumlah ini menjadi yang terbaik di Asia. 

Dia optimistis target Bursa sebanyak 66 perusahaan tercatat tahun ini dapat tercapai. Menurutnya, BEI sangat menghargai komitmen perusahaan yang mempersiapkan diri sebaik dan seoptimal mungkin untuk IPO.

Namun, dia mengingatkan keberhasilan IPO tidak hanya ditentukan oleh struktur dan momentum pasar yang tepat, tetapi juga bergantung pada kesiapan internal perusahaan itu sendiri.

"Kami terus mendorong perusahaan untuk membangun kesiapan IPO yang unggul demi menjamin kesuksesan, baik pada saat penawaran perdana maupun dalam jangka panjang setelah saham mereka tercatat," ujar Nyoman.

Direktur Eksekutif Asosiasi Emiten Indonesia (AEI) Gilman Pradana mengatakan saat ini Bursa mengejar kualitas dibandingkan kuantitas perusahaan tercatat. Menurut Gilman, penyaringan IPO ini merupakan hak prerogatif BEI dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK). 

“Kalau usaha kami sendiri, di asosiasi kami triggering dari emiten yang ada. Jadi, misalnya mereka ada holding, kami trigger untuk anak-anak usahanya menjajaki IPO,” kata Gilman ditemui di BEI, Kamis (10/7/2025). 

Gilman melanjutkan, AEI juga melihat perusahaan-perusahaan lain yang ada di luar dan bekerja sama dengan beberapa asosiasi lainnya.

Dia melanjutkan, target dari BEI sebanyak 66 pencatatan saham baru menurutnya masih bisa tercapai di tahun ini. Gilman optimistis anak-anak dari emiten-emiten holding di Bursa dapat melakukan IPO. 

Seperti diberitakan Bisnis, crazy rich asal Surabaya, Hermanto Tanoko berencana untuk membawa perusahaan kimia Grup Tancorp untuk melantai ke BEI. Sebelumnya, Hermanto turut terlibat dalam IPO PT Merry Riana Edukasi Tbk. (MERI). 

MERI yang juga dimiliki Hermanto Tanoko melalui PT Tancorp Investama Mulia telah melantai di BEI pada Kamis (10/7/2025). Hermanto mengatakan setelah membawa IPO MERI, ke depan akan ada lagi langkah IPO perusahaan di bawah naungan Tancorp.

"Ada yang masih antri ya [perusahaan calon IPO]. Akan tetapi semuanya harus perform bagus terlebih dahulu. Nah ini bocoran ini. Sektor kimia [sektor perusahaan calon IPO] lah," kata Hermanto di Gedung BEI pada Kamis (10/7/2025).

Rencananya, IPO perusahaan di sektor kimia milik Hermanto Tanoko itu akan siap pada setahun sampai dua tahun lagi dari sekarang.

Menurutnya, perusahaan calon IPO yang bergerak di sektor kimia itu memiliki skema business to consumer (B2C) dan masuk ke dalam jaringan di PT Avia Avian Tbk (AVIA). Adapun, AVIA merupakan salah satu portofolio emiten di bawah naungan Tancorp. 

Berikut perolehan dana IPO 8 emiten baru

  • PT Diastika Biotekindo Tbk. (CHEK) Rp104,32 miliar
  • PT Merry Riana Edukasi Tbk. (MERI) Rp30,09 miliar
  • PT Trimitra Trans Persada Tbk. (BLOG) Rp140,81 miliar
  • PT Chandra Daya Investasi Tbk. (CDIA) Rp2.371,75 miliar
  • PT Prima Multi Usaha Indonesia Tbk. (PMUI) Rp208,8 miliar
  • PT Indokripto Koin Semesta Tbk. (COIN) Rp220,58 miliar
  • PT Pancaran Samudera Transport Tbk. (PSAT) Rp200,11 miliar
  • PT Asia Pramulia Tbk. (ASPR) Rp100,68 miliar
 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper