Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Bitcoin Cetak Rekor: Aset Kripto Layak Investasi atau Sekadar Spekulasi?

Harga sejumlah aset kripto seperti Bitcoin sedang dalam tren menanjak usai tembus rekor tertinggi sepanjang masa yakni US$118.000 atau Rp1,91 miliar per koin.
Warga beraktivitas di dekat logo Bitcoin di Jakarta, Selasa (15/10/2024). Bisnis/Fanny Kusumawardhani
Warga beraktivitas di dekat logo Bitcoin di Jakarta, Selasa (15/10/2024). Bisnis/Fanny Kusumawardhani

Bisnis.com, JAKARTA — Harga sejumlah aset kripto seperti Bitcoin sedang dalam tren menanjak. Harga Bitcoin sendiri tembus rekor tertinggi sepanjang masa yakni US$118.000 atau Rp1,91 miliar (asumsi Rp16.205 per dolar AS) per koin.

Berdasarkan data CoinMarketCap per hari ini, Jumat (11/7/2025), harga Bitcoin telah naik 6,02% ke level US$118.004 per koin atau tertinggi sepanjang masa.

Kenaikan harga Bitcoin telah mengangkat harga altcoin besar seperti Ehereum, XRP, hingga SOL yang rata-rata naik 5% lebih.

Beberapa altcoin utama lainnya dengan kapitalisasi pasar yang lebih kecil seperti ALT, REZ, SAGA bahkan mengalami kenaikan sekitar 50% dalam 24 jam.

Pengamat kripto dan trader Desmond Wira mengatakan seiring dengan penguatan harga aset kripto, transaksi di pasar kripto Indonesia menunjukkan tren yang sangat positif. Selain itu, jumlah investor kian menanjak. 

"Kenaikan harga kripto di pasar global biasanya mendorong kenaikan nilai transaksi di pasar kripto di dalam negeri," kata Desmond, Kamis (10/7/2025).

Selain faktor lonjakan harga, transaksi aset kripto di Indonesia diproyeksikan kinclong seiring dengan dorongan regulasi yang semakin jelas. Sejak Januari 2025, pengawasan pasar kripto dialihkan ke Otoritas Jasa Keuangan dari Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (Bappebti).

"Regulasi OJK memberikan kepastian hukum dan keamanan, mendorong kepercayaan investor maupun institusi," ujar Desmond.

Selain itu, pengalihan pengawasan ke OJK berpotensi mendorong sinergi industri kripto dengan sektor keuangan tradisional.

Kepala Eksekutif Pengawas Inovasi Teknologi Sektor Keuangan, Aset Keuangan Digital, dan Aset Kripto OJK Hasan Fawzi menjelaskan bahwa nilai transaksi aset kripto selama Mei 2025 tercatat sebesar Rp49,57 triliun, menanjak dari posisi April 2025 senilai Rp35,61 triliun. 

"Hal ini menunjukkan kepercayaan konsumen dan kondisi pasar yang tetap terjaga baik," kaga Hasan dalam agenda Rapat Dewan Komisioner Bulanan (RDKB) OJK pada Selasa (8/7/2025).

Dia juga mengatakan sehubungan dengan perkembangan aktivitas aset kripto di Indonesia, jumlah konsumen pedagang aset kripto berada dalam tren meningkat, yaitu mencapai 14,78 juta konsumen pada posisi Mei 2025, dibandingkan posisi April 2025 sebanyak 14,16 juta konsumen.

Prospek Aset Kripto

Analyst Reku Fahmi Almuttaqin mengatakan kenaikan tajam harga aset kripto tersebut turut memicu likuidasi posisi short di pasar derivatif terbesar sepanjang tahun ini dengan nilai total likuidasi lebih dari US$1,13 miliar dalam 24 jam terakhir.

Lonjakan harga ini didorong oleh sentimen bullish yang kuat, terbukti dari open interest Bitcoin futures yang naik US$2 miliar hanya dalam 4 jam dan long-short ratio yang kini condong ke posisi long 52%.

“Lonjakan open interest dan perpindahan sentimen ke posisi long bisa membuka peluang kenaikan harga lanjutan dalam jangka pendek, tetapi volatilitas ekstrem tetap harus diantisipasi, karena reli berbasis likuidasi sering diikuti oleh fase konsolidasi atau retrace setelah euforia mereda,” kata Fahmi dalam keterangan tertulis, Jumat (11/7/2025).

Dia menilai bagi investor kripto, momen ini menggarisbawahi pentingnya disiplin manajemen risiko dan tidak over-leverage atau menggunakan posisi leverage dengan tingkat yang terlalu tinggi. Sebab, saat ini tren bullish di pasar kripto masih cukup kuat, tetapi pada situasi katalis positif jangka pendek dirasa minim.

Selain itu, posisi The Fed untuk tetap mempertahankan tingkat suku bunga yang ada saat ini pada pertemuan FOMC berikutnya juga terbilang masih relatif cukup kuat. Sebab, belum terdapat sinyal kuat dari para pejabat The Fed termasuk Ketua Jerome Powell terhadap langkah penurunan suku bunga pada Juli ini.

Perkembangan data ekonomi AS masih akan menjadi faktor penentu berlanjutnya reli yang ada, khususnya dalam jangka pendek.

“Namun, terlepas dari potensi ketidakpastian yang ada, Bitcoin telah menunjukkan kekuatan permintaan yang sangat tinggi," ujar Fahmi.

Ditambah, terjadi tren adopsi institusi seperti melalui strategi Bitcoin treasury serta semakin diliriknya Bitcoin oleh para investor di pasar modal AS. Kondisi tersebut juga menjadi faktor-faktor di balik peningkatan permintaan yang terjadi, selain juga permintaan dari para whale dan miner Bitcoin yang telah mengakumulasi selama bertahun-tahun yang terlihat tidak melemah. 

"Faktor-faktor tersebut berpotensi memperkuat level harga Bitcoin dalam setiap potensi fluktuasi ke depan, yang juga dapat mendukung potensi reli lanjutan apabila likuiditas semakin meningkat,” ujar Fahmi.

Sementara itu, Chairman Indodax Oscar Darmawan menilai lonjakan harga Bitcoin menunjukkan bahwa kepercayaan terhadap aset kripto kini telah mengakar kuat, tidak hanya di kalangan individu tetapi juga lembaga-lembaga global. 

"Di tengah ketegangan geopolitik dan rencana penerapan tarif impor baru oleh AS mulai 1 Agustus, sebagian investor global mulai melirik aset alternatif. Bitcoin, dengan sifat desentralisasi dan jumlah yang terbatas, dianggap menarik karena tidak terlalu terpengaruh oleh kebijakan moneter suatu negara," ujar Oscar kepada Bisnis.com, Jumat (11/7/2025).

Meskipun aset kripto tetap tidak bebas risiko, tetapi aset ini kini mulai mendapat tempat sebagai bagian dari strategi diversifikasi investasi.

Sementara itu di dalam negeri, Oscar melihat respons pasar yang cukup dinamis. Berdasarkan data perdagangan sepekan terakhir di Indodax, volume transaksi dalam rupiah meningkat sekitar 5,1% dibandingkan periode sebelumnya.

"Ini menunjukkan bahwa momentum global turut mendorong aktivitas perdagangan kripto di Tanah Air," ujar Oscar.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper