Bisnis.com, JAKARTA — Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diperkirakan melanjutkan penguatan ke kisaran 6.992–7.050 pada perdagangan Kamis (10/7/2025). Sejumlah saham turut masuk radar rekomendasi analis hari ini.
Tim Analis MNC Sekuritas mencatat, IHSG ditutup menguat 0,57% ke level 6.943 pada perdagangan Rabu (9/7/2025). Meski dominan oleh volume pembelian, pergerakan indeks masih menunjukkan pola konsolidasi dalam jangka pendek. Dalam skenario optimistis, posisi IHSG disebut berada pada bagian dari wave (b) dari wave [b].
“Sehingga IHSG masih berpeluang menguat setidaknya ke rentang 6.992–7.050 pada label hitam. Namun, waspadai akan label merah dimana IHSG akan menguji 6.582–6.721,” tulis Tim Riset MNC Sekuritas, Kamis (10/7/2025).
Adapun untuk perdagangan hari ini, MNC Sekuritas memproyeksikan level support IHSG berada di 6.824 dan 6.752, sementara resistance di 6.994 dan 7.085. Saham-saham yang direkomendasikan mencakup CBDK, DSNG, RAJA, dan SSIA.
Di tengah sentimen global yang belum sepenuhnya kondusif, pelaku pasar masih menaruh optimisme terhadap prospek pasar saham Indonesia pada paruh kedua 2025. Salah satu alasannya adalah ekspektasi bahwa dampak kebijakan tarif impor AS terhadap Indonesia bersifat terbatas.
Investment Analyst Infovesta Kapital Advisori Ekky Topan menilai keputusan Presiden AS Donald Trump terkait tarif impor belum menjadi faktor yang signifikan bagi ekonomi Indonesia secara keseluruhan. Menurutnya, pasar juga telah mengantisipasi risiko ini sejak jauh hari.
Baca Juga
“Dampaknya terhadap PDB Indonesia diperkirakan relatif minim, kontribusinya hanya sekitar 2%, sehingga belum menjadi risiko sistemik bagi ekonomi secara keseluruhan,” ujarnya, Rabu (9/7/2025).
Lebih lanjut, Ekky menyampaikan bahwa peluang penguatan IHSG pada semester ini didukung oleh ekspektasi penurunan suku bunga serta membaiknya sentimen global, khususnya setelah gencatan senjata antara Israel dan Iran.
Tak hanya itu, sinyal pemangkasan suku bunga oleh The Fed dinilai berpotensi memperkuat aliran modal asing ke pasar domestik dan menjadi katalis positif tambahan bagi IHSG.
“Dengan kombinasi faktor teknikal, valuasi yang sudah mulai menarik, serta sentimen makro yang membaik, kami yakin bahwa semester II ini akan menjadi periode yang lebih kondusif bagi pasar saham domestik,” jelas Ekky.
Sementara itu, Equity Research Analyst OCBC Sekuritas Jessica Leonardy menyampaikan bahwa katalis positif seperti arah suku bunga dan stimulus fiskal dari pemerintah dapat menjadi penahan tekanan terhadap IHSG akibat tarif AS.
"Diharapkan pada semester II/2025, pemangkasan BI rate dapat berlanjut sehingga bisa menjadi katalis positif untuk IHSG. Diperkirakan, at least ada sekali pemangkasan suku bunga di semester II/2025," katanya.
Jessica menambahkan, berbagai program pemerintah seperti Makan Bergizi Gratis (MBG), pembangunan 3 juta rumah, hilirisasi industri, hingga penyuntikan dana ke Danantara, dinilai akan menjadi motor penggerak kinerja pasar ke depan.
Optimismenya terhadap semester II/2025 juga didasari pada peluncuran lima paket stimulus ekonomi sepanjang Juni–Juli, mulai dari diskon transportasi, potongan tarif tol, bantuan pangan, subsidi upah, hingga keringanan iuran Jaminan Kecelakaan Kerja.
"Beberapa sentimen yang akan berpengaruh terhadap arah IHSG di semester ke depan yaitu dari sisi domestik, potensi earnings recovery dan progress program pemerintah yang lebih jelas," ujarnya.
_________
Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.
IHSG sesi I ditutup menguat 0,84% atau 58,01 poin menuju level 7.001,93.
Sepanjang sesi perdagangan, IHSG bergerak pada rentang 6.955 hingga 7.011.
Sebanyak 368 saham menguat, 190 melemah dan 240 saham stagnan.