Bisnis.com, JAKARTA — Calon perusahaan tercatat PT Merry Riana Edukasi Tbk. (MERI) resmi membuka masa penawaran umum perdana saham (IPO) selama periode 2–8 Juli 2025. Emiten berbasis konsumer siklikal ini membidik dana sekitar Rp30,9 miliar dari pasar modal.
Mengutip laman e-IPO, MERI menawarkan sebanyak 235.132.500 saham kepada publik dengan harga penawaran sebesar Rp128 per saham. Dengan demikian, total dana yang berpotensi dihimpun dari aksi korporasi ini mencapai Rp30,09 miliar.
Dana yang diperoleh IPO akan digunakan perusahaan untuk memperkuat struktur permodalan dua entitas anak, yakni PT Merry Riana Edukasi Delapan dan PT Merry Riana Akademi Tujuh.
Dalam prospektusnya, sebanyak 65% dari dana hasil IPO akan dialokasikan untuk PT Merry Riana Edukasi Delapan, sedangkan 35% sisanya bakal disalurkan ke PT Merry Riana Akademi Tujuh.
Pendiri sekaligus Komisaris Utama MERI Merry Riana mengatakan bahwa IPO yang ditempuh perusahaan merupakan langkah tepat meski situasi saat ini diselimuti ketidakpastian global.
“Justru kalau kami menunggu saat yang tepat, ya itu tidak akan pernah terjadi. Memang situasi sekarang tidak baik-baik saja, kita harus tetap hati-hati, tapi bukan berarti kita harus berhenti,” ujarnya dalam paparan publik di Jakarta pada 26 Juni 2025.
Baca Juga
Optimisme juga diperlihatkan oleh PT Lotus Andalan Sekuritas selaku underwriter MERI yang meyakini saham perseroan terserap sepenuhnya di tengah maraknya IPO pada semester II/2025.
Direktur Utama Lotus Andalan Sekuritas Wientoro Prasetyo mengungkapkan bahwa berdasarkan hasil book building, minat investor terhadap saham MERI disebut cukup tinggi.
“Kami cukup percaya diri dari hasil building awal bahwa IPO dari fixed allocation itu rata-rata diminati oleh high net worth individual clients ataupun juga beberapa institusi,” kata Wientoro.
Saat ini, struktur kepemilikan saham MERI mayoritas dimiliki oleh PT Merry Riana Indonesia dengan porsi sebesar 74,99% atau setara 599,9 juta saham. Selain itu, PT Tancorp Investama Mulia tercatat memiliki 200 juta saham atau setara 25%, dan seorang pemegang saham individu bernama Alva Christopher Tjenderasa menggenggam 80 saham atau setara 0,01%.
Disclaimer: Berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab atas kerugian atau keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.