Bisnis.com, JAKARTA — PT Bumi Resources Tbk. (BUMI) menyampaikan akan melakukan penerbitan surat utang sebesar Rp350 miliar. Surat utang ini akan memiliki kupon 7% hingga 9,5% per tahun dari masing-masing serinya.
Dalam prospektusnya, BUMI menyampaikan akan menerbitkan dan menawarkan obligasi berkelanjutan I BUMI tahap I Tahun 2025, dengan jumlah pokok sebanyak-banyaknya Rp350 miliar. Penerbitan obligasi ini merupakan bagian dari Penawaran Umum Berkelanjutan I BUMI dengan target dana yang dihimpun sebesar Rp5 triliun.
Obligasi ini akan diterbitkan dalam tiga seri, yaitu Seri A dengan jumlah pokok sebesar Rp48,75 miliar, dengan tingkat bunga tetap sebesar 7% per tahun dan jangka waktu 370 hari.
Lalu Seri B dengan jumlah pokok sebesar Rp107,35 miliar, dengan kupon tetap sebesar 8,5% per tahun dan tenor 3 tahun.
Kemudian Seri C dengan jumlah pokok sebesar Rp193,9 miliar, dengan tingkat bunga tetap sebesar 9,5% per tahun dan jangka waktu 5 tahun.
BUMI akan menggunakan dana hasil penerbitan obligasi ini untuk mengakuisisi Wolfram Limited, yang merupakan perusahaan yang didirikan pada tanggal 8 Juli 2022 berdasarkan hukum Australia Barat. Nilai transaksi yang dibayarkan menggunakan dana hasil penawaran umum obligasi ini sebanyak-banyaknya sebesar Rp350 miliar, atau setara AUD33,04 juta.
Baca Juga
Adapun obligasi ini telah memperoleh hasil pemeringkatan atas surat utang jangka panjang dari PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo) idA+ atau Single A Plus
Penjamin pelaksana emisi obligasi BUMI ini adalah PT Mandiri Sekuritas, PT Trimegah Sekuritas, dan PT BCA Sekuritas. Sementara itu, wali amanat dari penerbitan obligasi ini adalah PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. (BBRI).
Perkiraan masa penawaran umum untuk obligasi ini pada 1-3 Juli 2025. Lalu perkiraan tanggal penjatahan pada 4 Juli 2025.
Kemudian perkiraan tanggal pengembalian uang pemesanan pada 8 Juli 2025, dan perkiraan tanggal distribusi obligasi secara elektronik pada 8 Juli 2025. Tanggal pencatatan pada BEI pada 9 Juli 2025.
Sebelumnya, Vice President Investor Relations & Chief Economist Bumi Resources Achmad Reza Widjaja mengatakan dengan akuisisi tambang Wolfram tersebut, BUMI berharap tambang ini dapat berproduksi pada satu atau dua tahun pertama.
“Akuisisi Wolfram, kami harap tahun depan, tahun pertama dan kedua kami sudah dapat melakukan produksi,” kata Reza pada Webinar Reliance Sekuritas, Kamis (19/6/2025).
Dengan berproduksinya tambang emas Wolfram tersebut, Reza berharap hal ini dapat menambah pendapatan perseroan dalam jangka pendek.
Reza juga menuturkan, selain di Australia, BUMI juga mendiversifikasi pendapatannya melalui PT Bumi Resources Minerals Tbk. (BRMS) yang memproduksi emas. Reza menuturkan tambang emas BRMS akan mulai berproduksi tahun depan dan akan menghasilkan pendapatan yang cukup signifikan bagi perseroan.
Sebagai informasi, telah menandatangani kesepakatan awal (term sheet agreement) dengan Wolfram Limited (Wolfram), sebuah perusahaan yang berbasis di Australia yang bergerak di bidang pertambangan emas dan tembaga.
Menurut manajemen, akuisisi Wolfram merupakan langkah strategis yang sejalan dengan rencana transformasi BUMI, mengingat potensi Wolfram memproduksi emas dan tembaga dalam waktu relatif singkat, yang memberikan nilai tambah bagi pemegang saham BUMI.
Penyelesaian transaksi ini masih menunggu persetujuan dari Foreign Investment Review Board (FIRB) di Australia.
Manajemen juga menjelaskan BUMI telah melakukan sejumlah kajian secara komprehensif selama beberapa tahun terakhir untuk mendukung strategi diversifikasi dan saat ini fokus pada aset-aset yang sedang dalam tahap produksi atau yang berpotensi memulai produksi dalam waktu dekat.
Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.