Bisnis.com, SURABAYA—Produsen makanan ringan, PT Siantar Top Tbk. (STTP) optimistis mampu mencatatkan pertumbuhan penjualan dua digit pada 2025 yang ditopang strategi ekspansi produk dan perluasan pasar ekspor.
Direktur Siantar Top Suwanto mengatakan perseroan tetap percaya diri menghadapi 2025 dengan memproyeksikan pertumbuhan penjualan sebesar dua digit meskipun dihadapkan pada berbagai tantangan, baik dari dalam maupun luar negeri.
“Faktor utama pendorong pertumbuhan adalah peluncuran 5-6 varian produk baru serta penguatan penetrasi pasar ekspor,” ujarnya seusai acara RUPS Tahunan di Surabaya, Kamis (19/06/2025).
Dia menambahkan, penjualan ekspor perusahaan pada 2024 mencatatkan pertumbuhan sebesar 16%. Saat ini, produk STTP telah menembus hampir 30 negara, dan perseroan berencana memperluas pasar ekspor ke Kanada dan Amerika Serikat.
Sejumlah negara di kawasan Asia dan Timur Tengah menjadi fokus utama ekspansi STTP pada tahun depan. Negara-negara Asia seperti Filipina dan Malaysia akan menjadi target baru untuk perluasan pasar ekspor.
“Adapun untuk kawasan Timur Tengah, Siantar Top menargetkan ekspansi ke Oman, Palestina, dan Yordania,” ucapnya.
Meskipun kondisi geopolitik di kawasan tersebut masih berisiko, Suwanto menilai kerja sama yang kuat dengan distributor lokal tetap memberikan prospek positif
Sementara itu, Direktur Utama STTP Armin menyebut untuk kinerja tahun buku 2024, Siantar Top membukukan penjualan bersih sebesar Rp4,96 triliun atau tumbuh 4% secara tahunan (year-on-year/YoY). Sementara itu, laba bersih perseroan melonjak signifikan sebesar 42% YoY menjadi Rp1,31 triliun.
“Dari total penjualan, kontribusi pasar domestik mencapai 81,81%, sedangkan ekspor menyumbang 18,19%,” katanya.
Dia menegaskan pula, perseroan memutuskan untuk tidak membagikan dividen tahun ini dan memilih menahan laba guna mendukung ekspansi usaha.
Adapun, belanja modal (capital expenditure/capex) yang dialokasikan untuk tahun ini mencapai sekitar Rp200 miliar, terdiri atas Rp150 miliar untuk pengembangan anak usaha dan Rp50 miliar untuk perluasan usaha. (K24)