Bisnis.com, JAKARTA — PT Platinum Wahab Nusantara Tbk. (TGUK) membeberkan rencana dan profil perusahaan asal Singapura, Visionary Capital Global Pte. Ltd. yang akan mengakuisisinya. Adapun, nantinya Perusahaan Singapura itu akan mengambil alih kepemilikan saham 59,34% di TGUK.
Berdasarkan keterbukaan informasi di Bursa Efek Indonesia (BEI), TGUK menjawab sejumlah pertanyaan Bursa terkait calon perusahaan yang akan mengakuisisi TGUK. Perseroan mengungkapkan bahwa perusahaan asal Singapura yakni Visionary Capital Global merupakan perusahaan holding yang didirikan pada 21 April 2025 beralamat di Singapura.
Visionary Capital Global secara khusus didirikan oleh pemegang saham, guna melaksanakan proses akuisisi TGUK.
Adapun, Visionary Capital Global dimiliki 90% oleh Janni. Sisanya, 10% saham Visionary Capital Global masing-masing dimiliki 5% oleh Agus Suhada dan 5% oleh Antonius Bobby Siswanto.
TGUK juga menjelaskan bahwa Visionary Capital Global akan mengambil alih TGUK dari pemiliknya saat ini PT Dinasti Kreatif Indonesia dengan tujuan melakukan ekspansi bisnis yang juga dapat meningkatkan pertumbuhan TGUK.
"Calon pengendali baru akan menambahkan lini bisnis frozen food yang diharapkan dapat mensinergikan usaha perseroan di bidang food and beverages dan frozen food, dengan tujuan memperbaiki kondisi keuangan perseroan yang mengalami kerugian pada 2024," tulis Manajemen TGUK di keterbukaan informasi pada Senin (26/5/2025).
Adapun, perkiraan timeline pengambilalihan TGUK oleh Visionary Capital Global akan dilaksanakan sebelum 31 Agustus 2025.
Harga pengambilalihan perseroan oleh Visionary Capital Global akan ditentukan pada saat penandatanganan Conditional Share Purchase Agreement (CSPA).
"Sampai dengan saat ini hal-hal yang telah disepakati adalah jumlah saham yang diambil alih oleh Visionary Capital Global Pte. Ltd sebanyak 59,34% yang dimiliki oleh PT Dinasti Kreatif Indonesa," tulis Manajemen TGUK.
Adapun, sejumlah strategi akan dijalankan oleh calon pengendali baru TGUK atau Visionary Capital Global. Strategi di antaranya fokus dalam penyelesaian kewajiban-kewajiban perseroan kepada seluruh vendor.
Lalu, meningkatkan penjualan lini bisnis food and beverages yang saat ini dijalankan. Perseroan akan mengajukan penambahan lini usaha baru berupa penjualan frozen food.
Perseroan akan melakukan aksi korporasi berupa Penambahan Modal dengan Memberikan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (PMHMETD), dengan tujuan meningkatkan struktur permodalan perseroan dan akuisisi lini bisnis baru.
Kemudian, perseroan juga akan mengakuisisi perusahaan frozen food dengan indikasi valuasi sampai dengan Rp500 miliar.
Adapun, seiring dengan geliat rencana aksi korporasi itu, saham TGUK dihentikan sementara oleh Bursa. BEI melakukan penghentian sementara perdagangan saham TGUK di pasar reguler dan pasar tunai mulai sesi I 26 Mei 2025 sampai dengan pengumuman Bursa lebih lanjut.
Sebelumnya, harga saham TGUK melejit. Harga saham TGUK telah naik 174% sepanjang tahun berjalan (year to date/YtD) atau sejak perdagangan perdana 2025, sampai perdagangan terakhirnya di level Rp137 per saham.