Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Harga Emas Tergelincir usai Trump Tunda Kenaikan Tarif untuk Uni Eropa

Harga emas di pasar spot melemah 0,41% ke level US$3.343,86 per troy ounce pada pukul 6.57 WIB, setelah mencatat lonjakan hampir 5% pekan lalu.
Karyawan memperlihatkan logam mulia Antam di Jakarta, Selasa (20/5/2025). Bisnis/Arief Hermawan P
Karyawan memperlihatkan logam mulia Antam di Jakarta, Selasa (20/5/2025). Bisnis/Arief Hermawan P

Bisnis.com, JAKARTA – Harga emas terkoreksi menyusul sinyal pelunakan sikap Presiden Donald Trump terhadap Uni Eropa. Trump menunda pemberlakuan tarif sebesar 50% terhadap blok tersebut hingga 9 Juli untuk memberi ruang bagi negosiasi.

Melansir Bloomberg, Senin (26/5/2025), harga emas di pasar spot melemah 0,41% ke level US$3.343,86 per troy ounce pada pukul 6.57 WIB, setelah mencatat lonjakan hampir 5% pekan lalu. Adapun harga emas berjangka Comex AS melemah 0,66% ke level US$3.372,4 per troy ounce.

Pada Jumat, Trump sempat mengguncang pasar dengan ancaman tarif tinggi terhadap Uni Eropa dan memperingatkan Apple Inc. akan bea masuk 25% jika tak memproduksi iPhone di dalam negeri.

Gejolak dagang akibat kebijakan Trump telah mengerek harga emas lebih dari 25% sepanjang tahun ini. Meski begitu, harga saat ini masih sekitar US$150 di bawah rekor tertinggi sepanjang masa yang tercapai bulan lalu.

Redanya ketegangan dagang bisa mereduksi permintaan terhadap aset aman. Namun, sentimen pasar tetap didukung oleh kekhawatiran terhadap kondisi fiskal AS, terutama setelah Moody’s mencabut peringkat kredit tertinggi AS.

Kekhawatiran membengkaknya defisit akibat RUU pemotongan pajak andalan Trump yang baru saja disahkan di DPR juga turut memperkuat posisi emas sebagai aset lindung nilai.

Investor akan mencermati sederet data ekonomi AS pekan ini, mulai dari penjualan barang tahan lama, data perumahan, hingga indeks kepercayaan konsumen. Pasar keuangan AS tutup pada Senin dalam rangka libur Memorial Day.

Di sisi lain, platinum melanjutkan reli setelah menyentuh level tertinggi dalam dua tahun. Logam ini naik 11% sepanjang pekan lalu, mencatat lonjakan mingguan terbesar dalam empat tahun terakhir, dipicu kekhawatiran defisit pasokan dan bangkitnya permintaan perhiasan dari China.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper