Bisnis.com, JAKARTA – PT Samator Indo Gas Tbk. (AGII) tengah berupaya mengejar target produksi pabrik hidrogen milik perseroan yang berlokasi di Batam.
Head of Corporate Communication & Government Relations Samator Indo Gas Hutami menerangkan pabrik berkapasitas produksi 60 Nm3 hidrogen itu belum bisa beroperasi secara optimal.
”Pemanfaatan pabrik hidrogen di Batam saat ini berada di bawah 50%,” kata Hutami saat dihubungi Bisnis, dikutip Senin (19/5/2025).
Setelah mulai beroperasi pada Oktober 2024, pabrik seluas 16.800 meter persegi itu disebut menemui beberapa tantangan. Salah satunya adalah penyediaan energi listrik ramah lingkungan yang masih lebih mahal ketimbang menggunakan metode steam methane reforming.
Selain itu, Hutami menilai ekonomi nasional yang belum sepenuhnya stabil juga menjadi tantangan lainnya dari pengoperasian pabrik ini.
”Salah satu tantangan yang dihadapi perusahaan adalah penyediaan energi listrik ramah lingkungan yang masih relatif lebih mahal jika dibandingkan dengan tarif reguler, sementara hidrogen yang dihasilkan dari proses steam methane reforming, secara biaya produksi jauh lebih murah,” lanjutnya.
Alhasil, lanjut Hutami, pabrik ini belum memberikan kontribusi positif secara signifikan terhadap kinerja keuangan perseroan selama kuartal I/2025. Meskipun demikian, pabrik hidrogen AGII telah memperluas portofolio bisnis Samator dalam sektor energi bersih.
Selain itu, perseroan optimistis terhadap target utilitas pabrik ini dapat tercapai selama 2025. Hal itu sejalan dengan meningkatnya permintaan hidrogen dan kesadaran masyarakat akan pentingnya energi bersih dan berkelanjutan.
Perseroan bahkan percaya diri untuk mencapai target pertumbuhan pendapatan sebesar 2—2,5 kali dari produk domestik bruto (PDB) nasional sepanjang 2025, dengan ekspektasi pabrik Batam memberikan kontribusi kian signifikan terhadap perseroan.
”Dengan demikian, pabrik hidrogen di Batam tidak hanya menjadi simbol inovasi dan keberlanjutan, tetapi juga diharapkan menjadi pilar penting dalam pertumbuhan dan diversifikasi bisnis Samator di masa depan,” tutupnya.
Sebelumnya, Direktur Samator Gas Imelda Harsono mengatakan hidrogen memiliki potensi besar untuk menjadi solusi energi bersih rendah karbon di Indonesia.
Hidrogen diproduksi melalui teknologi elektrolisis air sehingga rendah karbon, serta menegaskan peran penting dan komitmen Samator dalam mendukung transisi energi di Indonesia.