Bisnis.com, JAKARTA – Kinerja bisnis PT Pakuwon Jati Tbk. (PWON) agak melambat pada awal tahun ini karena industri properti yang melempem. Di sisi lain, pendapatan berulang atau recurring income pengelola Mal Pakuwon ini terpantau kian solid.
Berdasarkan Laporan Keuangan akhir Maret 2025, dikutip Jumat (2/5/2025), PWON membukukan pendapatan dengan kenaikan tipis sebesar 1,62% YoY menjadi Rp1,56 triliun, dari sebelumnya Rp1,53 triliun pada kuartal I/2024.
Kinerja pendapatan perseroan ditopang oleh segmen pengusahaan pusat perkantoran, perbelanjaan dan apartemen servis sebesar Rp1,04 triliun, serta segmen perhotelan senilai Rp286,92 miliar. Sedangkan segmen real estat tercatat Rp233,31 miliar.
Seiring pertumbuhan pendapatan, beban pokok penjualan juga meningkat sebesar 2,86% YoY menjadi Rp698,26 miliar. Laba kotor tercatat sebesar Rp856,92 miliar, naik tipis 0,64% dibandingkan kuartal I/2024 sebesar Rp851,51 miliar.
Selanjutnya, laba bersih sebesar Rp301,59 miliar, terkoreksi 8,86% dibandingkan periode sama tahun sebelumnya yang mencapai Rp330,91 miliar.
Analis Ina Sekuritas Arief Machrus mengatakan kinerja PWON lebih rendah dari perkiraan pada kuartal I/2025 disebabkan oleh pendapatan properti yang anjlok. Dia menunjukkan terjadi koreksi pendapatan segmen properti PWON sebesar -29% YoY dan -53% QoQ menjadi Rp233 miliar pada periode Januari-Maret 2025.
"Di sisi lain, pendapatan berulang tetap kuat sebesar Rp1,3 triliun, naik 10% YoY dan turun hanya 5% QoQ," tulis Arief dalam riset yang dipublikasikan lewat Bloomberg, dikutip Rabu (14/5/2025).
Kendati demikian, marjin kotor perseroan tergerus menjadi 55,1% pada kuartal I/2025, dari 55,6% pada kuartal I/2024, dan dari 55,9% pada kuartal IV/2024. Sedangkan marjin pendapatan berulang turun tipis menjadi 54,5%, sedangkan marjin properti menguat ke 58,6%.
Selanjutnya EBITDA perseroan terjaga pada level Rp834 miliar, atau turun 14% secara kuartalan. Marjin EBITDA yang turun ke 53,6% disebabkan oleh penurunan biaya operasional secara kuartalan sebesar 18% QoQ.
Arief menggarisbawahi pendapatan berulang PWON yang kuat ditopang oleh berbagai ekspansi, seperti Fairfield by Marriott pada April 2025. Hotel itu menjadi hotel pertama di proyek Pakuwon Bekasi. Dengan tambahan 166 kamar di Fairfield by Marriott, kini total kamar hotel yang dikelola perseroan menjadi 2.432 kamar.
Selain itu, PWON juga disebut mampu menjaga posisinya di industri, terutama di pengembangan mixed-use terintegrasi. Saat ini, okupansi ritel PWON mencapai 95% atau jauh di atas perusahaan sejenis seperti Summarecon yang sebesar 80%.
"Basis [pendapatan berulang] yang solid ini akan membantu mengurangi dampak pelemahan pasar properti residensial," kata Arief.
Sebagai tambahan dari dua mal baru perseroan yaitu Pakuwon City dan Bekasi pada 2024, perseroan juga akan meluncurkan tiga hotel pada tahun ini. Adapun, proyek itu seluruhnya didanai sendiri dan diharapkan mencapai breakeven point pada kurun waktu 8-9 tahun.
Dengan prospek PWON yang terlihat cerah di masa depan, ditopang oleh kehadiran pendapatan perseroan yang menjanjikan, Arief pun menyematkan rekomendasi beli untuk saham PWON dengan target harga Rp540.
Di lantai bursa, saham PWON diperdagangkan turun 0,51% menjadi Rp388 pada pukul 13.32 WIB, Rabu (14/5/2025).
Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.