Bisnis.com, JAKARTA — Indeks harga saham gabungan (IHSG) ditutup di zona hijau dengan naik 0,97% pada perdagangan hari ini, Selasa (6/5/2025). Di tengah penguatan IHSG, sejumlah saham turut mencatatkan kenaikan signifikan dan masuk daftar top gainers hari ini.
Berdasarkan data Bloomberg, IHSG membukukan kenaikan sebesar 0,97% atau 66,24 poin menuju posisi 6.898,20 pada hari ini. Sepanjang sesi perdagangan, IHSG dibuka di level 6.860,45 dan sempat menyentuh posisi tertingginya ke level 6.913,69, dengan posisi terendah di level 6.858,15.
Urutan pertama saham top gainers pada perdagangan hari ini ditempati oleh PT Optima Prima Metal Sinergi Tbk. (OPMS) yang melesat 34,92% ke level Rp85 per saham. Mengekor di belakangnya, saham PT Informasi Teknologi Indonesia Tbk. (JATI) terbang 34,44% ke level Rp121 per saham. Selanjutnya, saham PT Bangun Karya Perkasa Jaya Tbk. (KRYA) melonjak 32,69% ke level Rp138 per saham.
Selain ketiga saham itu, saham PT Jaya Trishindo Tbk. (HELI) melesat 24,60% ke Rp314. Saham PT Ketrosden Triasmitra Tbk. (KETR) juga terbang 21,39%. Pada posisi ke enam, saham PT Xolacare RCR Energy Tbk. (SOLA) parkir di level Rp111, dengan kenaikan 20,65%.
Selain mereka, saham MPOW juga melesat 18,95% ke Rp113, saham IKAI dan MDRN melesat 14,29% ke Rp8, serta saham AMAG naik 13,90% ke Rp426 per lembar saham.
Berikut Daftar 10 Saham Top Gainers Hari Ini, Selasa (6/5/2025):
Baca Juga
OPMS |
Rp85 |
34,92% |
JATI |
Rp121 |
34,44% |
KRYA |
Rp138 |
32,69% |
HELI |
Rp314 |
24,60% |
KETR |
Rp210 |
21,39% |
SOLA |
Rp111 |
20,65% |
MPOW |
Rp113 |
18,95% |
IKAI |
Rp8 |
14,29% |
MDRN |
Rp8 |
14,29% |
AMAG |
Rp426 |
13,90% |
Sebelumnya, tim Analis BRI Danareksa Sekuritas memprediksi IHSG bakal bergerak di rentang support 6.700 dan resistance 6.875 pada perdagangan hari ini.
“Saat ini IHSG berpotensi untuk menguji area resistance-nya pada 6.875,” tulisnya dalam riset, Selasa (6/5/2025).
BRI Danareksa Sekuritas mengingatkan agar investor mewaspadai risiko pelemahan karena secara teknikal candle closing IHSG pada perdagangan kemarin membentuk inverted hammer candle yang merupakan jenis bearish candle.
Senada, Head of Research Phintraco Sekuritas Valdy Kurniawan mengatakan, perlambatan pertumbuhan ekonomi pada kuartal I/2025 relatif sudah diantisipasi pasar dengan berbagai isu seperti perlambatan konsumsi, penghematan anggaran pemerintah, dan pelemahan rupiah.
"Investor tampaknya telah mengantisipasi kondisi ini bersamaan dengan pelemahan signifikan IHSG di awal April 2025," kata Valdy, Selasa (6/5/2025).
Di sisi lain, investor menaruh harapan besar pada kesepakatan dagang. Hal ini terlebih karena kabar bahwa kelompok produsen alas kaki di AS meminta Presiden AS, Donald Trump untuk membebaskan produk alas kaki dari reciprocal tariffs.
Hal ini dapat menguntungkan Indonesia, mengingat salah satu komoditas ekspor utama Indonesia ke AS adalah produk alas kaki.
Dari global, reli penguatan indeks-indeks Wall Street terhenti pada Senin (5/5/2025). Sentimen utama masih terkait dengan perkembangan negosiasi dagang. India dikabarkan menawarkan nol tarif untuk produk baja, komponen otomotif dan farmasi.
Di sisi lain, Presiden AS, Donald Trump menyatakan bahwa belum ada rencana negosiasi dagang dengan China. Pernyataan ini berlawanan dengan perkembangan selama akhir pekan lalu, dengan China yang dikabarkan tengah mengevaluasi peluang negosiasi dengan AS.
Pelaku pasar juga mengantisipasi FOMC The Fed pada pekan ini pada Rabu (7/5/2025). The Fed diperkirakan kembali menahan suku bunga acuan di 4,5% dalam FOMC tersebut. Perubahan kebijakan tampaknya baru dapat dilakukan jika ada kepastian kebijakan tarif/perdagangan antara AS dengan China.
________
Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.