Bisnis.com, JAKARTA — Emiten tambang kongsi Grup Salim dan keluarga Panigoro, PT Amman Mineral Internasional Tbk. (AMMN) mengungkap penyebab perseroan membukukan rugi bersih pada kuartal I/2025.
Berdasarkan laporan keuangan per 31 Maret 2025, AMMN mencatat rugi periode berjalan yang diatribusikan kepada pemilik entitas induk atau rugi bersih sebesar US$138,76 juta. Capaian itu berbalik negatif dari posisi laba bersih sebesar US$129,05 juta pada kuartal I/2024.
Hal itu sejalan dengan pendapatan AMMN yang melorot dari US$601,55 juta pada 3 bulan pertama 2024 menjadi hanya US$2,12 juta pada kuartal I/2025.
Berdasarkan data perseroan, penjualan bersih yang dilaporkan senilai US$2 juta hanya mencerminkan penyesuaian harga mark-to-market dari pengiriman konsentrat kuartal sebelumnya.
Mengempisnya pendapatan AMMN terjadi akibat tidak ada volume penjualan yang tercatat untuk kuartal I/2025. Penyebabnya, produksi pertama katoda tembaga terjadi pada akhir Maret 2025.
AMMN mencatat produksi katoda tembaga pertama pada akhir Maret 2025. Smelter perseroan masih memerlukan periode stabilisasi dan penyempurnaan sebelum mencapai operasi yang optimal dan berkelanjutan.
Alexander Ramlie, Presiden Direktur Amman, mengatakan katoda tembaga pertama berhasil diproduksi di smelter baru AMMN pada akhir Maret 2025. Fasilitas smelter itu memerlukan waktu untuk stabilisasi dan kalibrasi agar mencapai operasi yang optimal dan berkelanjutan.
“Untuk memastikan kelangsungan bisnis selama fase peningkatan kapasitas secara bertahap ramp-up ini, kami telah secara resmi meminta pendekatan hibrida dari pemerintah Indonesia— memungkinkan ekspor katoda tembaga dan konsentrat secara paralel,” jelasnya dalam keterangan resmi, dikutip Selasa (6/5/2025).
Arief Sidarto, Direktur Keuangan Amman, menjelaskan rugi bersih AMMN pada kuartal I/2025 merupakan dampak sementara dari tidak adanya penjualan selama kuartal tersebut. Meskipun hasil tersebut mencerminkan tantangan jangka pendek, faktor-faktor ini telah diantisipasi dan diperkirakan tidak memengaruhi prospek perusahaan tahun ini.
Di sisi operasional, Amman mencatat produksi konsentrat untuk kuartal I/2025 turun sebesar 55% year-on-year (YoY) menjadi total 79.741 metrik ton kering. Produksi tembaga sebanyak 37 juta pon, mengalami penurunan sebesar 62% YoY dan produksi emas turun sebesar 81% YoY menjadi 32.340 ons.
Menurutnya, penurunan ini telah diantisipasi, karena pemrosesan selama kuartal tersebut sebagian besar berasal dari stockpiles dan bijih segar berkadar rendah dari Fase 8. Saat ini, smelter AMMN kini telah beroperasi dan secara bertahap meningkatkan kapasitas produksi.
“Dengan akan dimulainya aktivitas penjualan pada kuartal mendatang, kami yakin akan pemulihan operasional dan keuangan,” ujarnya.