Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Tokenisasi Aset Dunia Nyata (RWA) Tumbuh 85%, Bakal Jadi Tren Blockchain 2025

RWA diramal semakin semarak karena baru saja memiliki standar teknis jaringan Ethereum tersendiri, alias Ethereum Request for Comments (ERC) seri 3643.
Pejalan kaki melintasi poster logo Bitcoin di Hongkong, Selasa (12/11/2024). / Bloomberg-Paul Yeung
Pejalan kaki melintasi poster logo Bitcoin di Hongkong, Selasa (12/11/2024). / Bloomberg-Paul Yeung

Bisnis.com, JAKARTA - Pangsa pasar tokenisasi aset dunia nyata (real world asset/RWA) menembus US$15,2 miliar pada akhir 2024, tumbuh sekitar 85% secara tahunan. Berbagai kelas aset seperti komoditas, real estat, karbon kredit, hingga obligasi korporasi, mulai memasuki dunia blockchain secara masif.

Bahkan, data berdasarkan riset RWA.xyz tersebut belum mencakup stablecoin alias token kripto yang harganya dipatok setara mata uang dunia nyata. Apabila stablecoin dimasukkan, maka pangsa pasar RWA secara total telah mencapai US$217,26 miliar.

Tercatat lebih dari 119 penerbit secara aktif meramaikan proyek-proyek tokenisasi berbagai aset. Adapun, dari sisi keberagaman, setidaknya sudah ada 7 klaster populer berdasarkan laporan RWA Report 2024: Rise of Real-World Assets in Crypto besutan CoinGecko.

Klaster tersebut, antara lain stablecoin termasuk kripto berbasis komoditas, kepemilikan real estat, tokenisasi surat berharga; proyek kredit swasta secara on-chain, regenerative finance mencakup karbon kredit, konservasi laut, proyek energi terbarukan, dan proyek donasi; fesyen dan barang koleksi, serta proyek-proyek layanan penukaran token RWA.

"Saat developer semakin nyaman dengan ekosistem kripto, akan semakin banyak aset dunia nyata, termasuk dalam industri keuangan, masuk ke blockchain," ungkap perwakilan analis CoinGecko, Win Win, dalam riset tersebut, dikutip Senin (28/4/2025).

Sementara itu, RWA diramal semakin semarak karena baru saja memiliki standar teknis jaringan Ethereum tersendiri, alias Ethereum Request for Comments (ERC) seri 3643, untuk mengajukan dan mengimplementasikan fitur-fitur terbaru.

Mengutip dari Pintu Academy, standar ini akan menambah jajaran ERC yang telah populer sebelumnya, misalnya seperti ERC-20 untuk aset fungible token yang dapat dipertukarkan dan ditransfer secara bebas, atau ERC-721 yang menjadi standar untuk Non-Fungible Token (NFT). 

Ada juga ERC-1400 yang cocok untuk token aset keuangan, ERC-2981 untuk standar royalti NFT, serta ERC-1155 yang menggabungkan keunggulan ERC-20 dan ERC-721 untuk mengakomodasi pengembang aplikasi atau gim yang ingin menggunakan kedua fungsi token itu secara sekaligus.

"Contohnya, ERC-721 memiliki keterbatasan dalam efisiensi transaksi, sehingga kemudian diperbaiki oleh ERC-1155. Standar ini memungkinkan penerbitan NFT dan fungible token sekaligus dalam satu smart contract, untuk meningkatkan fleksibilitas dan efisiensi transaksi," jelasnya.

Perbedaan utama antara ERC-721 dan ERC-1155 terletak pada jenis token yang didukung, smart contract yang digunakan, efisiensi pengiriman token, dan tingkat keamanan transaksi. Dengan fitur yang lebih fleksibel, ERC-1155 menjadi inovasi penting yang mengatasi keterbatasan ERC-721, terutama dalam industri gim dan NFT.

Sebagai contoh, gim yang menggunakan ERC-721 adalah CryptoKitties. Adapun, gim kartu digital bertajuk Gods Unchained menggunakan ERC-1155, sebab permainan mulai mengakomodasi para pemain untuk memilih sendiri apakah kartu-kartu miliknya bisa dipertukarkan maupun tidak.

"Sementara itu, ERC-20 adalah standar token yang paling banyak digunakan di Ethereum, dirancang untuk aset yang terbuka dan dapat dipertukarkan yang dapat ditransfer secara bebas di antara dompet mana pun," tambahnya.

Kesederhanaan dan kompatibilitas ERC-20 yang begitu luas, menjadikannya standar default untuk segala hal, mulai dari token utilitas, hingga stablecoin. Namun, standar ERC-20 tidak memiliki kontrol bawaan untuk kepatuhan regulasi atau aturan teknis tertentu.

Sebaliknya, ERC-3643 dibuat untuk dapat menanamkan verifikasi identitas, pembatasan transfer, hingga logika kepatuhan langsung ke dalam token, sehingga ideal untuk aset RWA yang memiliki aturan khusus, seperti berbasis fungsi keuangan tertentu, mewakili kepemilikan properti di dunia nyata, hingga harga komoditas sebenarnya. 

"Standar seperti ERC-20 memfasilitasi pembuatan token yang menekankan pertumbuhan ekosistem Ethereum secara keseluruhan, sehingga standar tersebut tidak dirancang untuk mengikuti aturan tertentu dan pada akhirnya tidak cocok untuk tokenisasi aset dunia nyata atau RWA," ungkapnya.

Sebab, RWA memerlukan kepatuhan terhadap persyaratan hukum dan peraturan yang terkait dengan aset yang mendasarinya, misalnya memverifikasi identitas, menerapkan pembatasan yurisdiksi, atau memeriksa kredensial investor.

Chainalysis menjelaskan lebih lanjut bahwa standar ERC-3643 utamanya memperkenalkan sistem identitas berbasis klaim, di mana setiap pengguna ditautkan ke identitas on-chain yang divalidasi oleh pengguna yang berwenang. Identitas ini menentukan apakah mereka akan memenuhi syarat untuk menerima atau mentransfer token tertentu.

Sebelum transaksi apa pun disetujui, sistem akan memeriksa apakah pengirim dan penerima telah memenuhi persyaratan yang ditetapkan sebelumnya. Misalnya, seperti status yurisdiksi atau status investor. 

Pemeriksaan tersebut bergantung pada kontrak pengontrol on-chain yang mengatur akses secara real time, memastikan bahwa setiap transfer token mematuhi kerangka hukum dan peraturan yang telah ditetapkan.

"Misalnya, perusahaan investasi yang menggunakan standar ERC-3643 dapat menerbitkan token keamanan yang mewakili saham dalam reksadana swasta, tetapi hanya untuk investor terakreditasi yang telah lulus pemeriksaan know your consumer atau KYC," jelas laporan Chainalysis.

Perusahaan bisa menanamkan kriteria kelayakan, seperti status akreditasi investor, pembatasan tempat tinggal, atau penyaringan daftar sanksi, langsung ke dalam kontrak pintar token. Akibatnya, hanya dompet yang telah disetujui oleh registri identitas on-chain yang akan dapat menerima, menyimpan, atau mentransfer token ini.

Oleh karena itu, desain kepatuhan ERC-3643 menjadikannya alat yang ampuh di berbagai industri yang butuh pengawasan regulasi dan transfer aset yang aman.

Misalnya, dalam token real estat, kepemilikan token bisa jadi memerlukan verifikasi identitas dan terkadang dapat disertai dengan pembatasan yurisdiksi. 

Sementara dalam token terkait gim, aset koleksi digital dalam gim yang memiliki harga di dunia nyata dapat dibatasi untuk pemain yang terverifikasi demi mencegah penipuan dan memungkinkan transfer nilai lintas batas.

"Terakhir, terkait seni dan koleksi, membuat barang bernilai tinggi, seperti seni rupa, barang kolektor, atau tiket acara, dapat ditokenisasi dan dijual kepada pembeli yang terverifikasi, dengan asal usul dan riwayat kepemilikan yang disimpan secara permanen di blockchain," tutupnya.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper