Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Intip Rekomendasi Saham Mirae Asset Sekuritas, ASII BBCA & ANTM Masuk Portofolio

Mirae Asset Sekuritas merekomendasikan saham-saham berkapitalisasi besar, defensif, dan terkait dengan emas untuk dicermati tahun ini seperti ASII, BBCA, ANTM.
Dwi Nicken Tari, Ana Noviani
Dwi Nicken Tari & Ana Noviani - Bisnis.com
Kamis, 24 April 2025 | 17:12
Mira Asset Sekuritas Indonesia/Ilustrasi.
Mira Asset Sekuritas Indonesia/Ilustrasi.

Bisnis.com, JAKARTA — Mirae Asset Sekuritas menggeser portofolio rekomendasi sahamnya ke saham-saham berkapitalisasi besar, defensif, dan terkait dengan emas untuk dicermati tahun ini.

Tim Riset Mirae Asset Sekuritas Indonesia yang termasuk Rully Arya Wisnubroto mengatakan saham-saham itu dipilih sembari menunggu rebound IHSG. Adapun, beberapa saham yang masuk ke dalam top picks perusahaan sekuritas asal Korea Selatan itu a.l. ASII, ISAT, BMRI, BBCA, ANTM, ICBP, MYOR, ACES, dan SIDO.

"Kami meningkatkan alokasi ke saham BBCA dan BMRI masing-masing sebesar 15%, ICBP dan ANTM menjadi masing-masing 13,8% dan 13,7%," tulis Tim Riset Mirae Asset dalam laporan, dikutip Kamis (24/4/2025).

Selanjutnya, Mirae Asset juga menyukai saham ICBP seiring dengan kenaikan harga untuk segmen mie domestik. Selain itu, biaya produksi yang stabil juga dilihat bisa menjadi motor pendorong ICBP mencapai pendapatan dan laba yang ditargetkan. 

Mirae Asset juga merekomendasikan saham ANTM karena dipercaya akan diuntungkan oleh kenaikan harga emas yang masih terus terjadi. Adapun, harga emas diperkirakan masih akan terus naik selama ketidakpastian masih tinggi seperti sekarang ini.

Di sisi lain, Mirae Asset mengurangi posisinya di saham MAPI karena perseroan mendapat ancaman tekanan marjin akibat aktivitas promosi dan diskon musiman. Belanja masyarakat yang berkurang serta kenaikan kompetisi dengan penjual e-commerce China juga menjadi tantangan bagi Grup MAP.

Adapun, Mirae Asset Sekuritas Indonesia memangkas target IHSG pada tahun ini ke level 6.900 atau jauh di bawah target sebelumnya 8.000 akibat meningkatnya ketidakpastian global. 

Tim Riset Mirae Asset Sekuritas Indonesia termasuk Rully Arya Wisnubroto menyampaikan perang dagang antara Amerika Serikat dan China yang semakin memanas—ditandai dengan aksi saling balas tarif hingga 145% untuk impor dari Tiongkok dan 125% untuk barang AS—telah secara signifikan meningkatkan ketidakpastian ekonomi global. 

Eskalasi itu diperkirakan akan menekan pertumbuhan produk domestik bruto (PDB) global ke level paling lambat sejak pandemi, dengan proyeksi IMF untuk 2025 dan 2026 hanya sebesar 2,8% dan 3,0%.

Di dalam negeri, lanjutnya, kinerja ekonomi Indonesia lebih lemah dari ekspektasi sebelumnya, sehingga proyeksi pertumbuhan PDB 2025 dan 2026 direvisi turun menjadi 4,75% dan 4,95% dari sebelumnya 5,01% dan 5,15%. 

Menurut Rully, konsumsi rumah tangga yang belum optimal serta memburuknya lingkungan global—terutama perlambatan perdagangan dan investasi—menjadi risiko besar bagi sektor ekspor dan laju pertumbuhan ekonomi Indonesia secara keseluruhan. 

“Kami menurunkan target IHSG menjadi 6.900 dari sebelumnya 8.000, mencerminkan penyesuaian asumsi makroekonomi,” paparnya dalam riset, Kamis (24/4/2025). 

Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia (BEI), IHSG membukukan penurunan sebesar 0,32% atau 20,89 poin menuju posisi 6.613,47. Sepanjang hari ini, IHSG dibuka pada level 6.671,06 dan sempat menyentuh level tertingginya di 6.697,90.

Tercatat, sebanyak 327 saham meningkat, 274 saham turun, dan 203 saham stagnan. Sementara itu, kapitalisasi pasar alias market cap mencapai Rp11.485 triliun.

Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper