Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Harga Minyak Mendingin pada Awal Pekan Ini, Sentuh US$66 per Barel

Harga acuan global Brent tergelincir sebesar 1,59% ke harga US$66,88 per barel.
Tangki penyimpanan minyak di Midland, Texas, AS, pada hari Kamis, 3 Oktober 2024./Bloomberg-Anthony Prieto
Tangki penyimpanan minyak di Midland, Texas, AS, pada hari Kamis, 3 Oktober 2024./Bloomberg-Anthony Prieto

Bisnis.com, JAKARTA - Harga minyak global melemah seiring dengan para pelaku pasar mencermati perang dagang yang dilakukan oleh Amerika Serikat terhadap permintaan energi, sembari memantau perkembangan negosiasi antara Washington dan Teheran terkait program nuklir Iran.

Dilansir dari Bloomberg, harga acuan global Brent tergelincir sebesar 1,59% ke harga US$66,88 per barel, sedangkan West Texas Intermediate (WTI) turun 1,72% ke harga US$63,57 per barel pada Senin (21/4/2025) hingga pukul 15.00 WIB.

Menteri Luar Negeri Iran mengatakan bahwa pihaknya telah menemukan kesepahaman yang lebih baik dengan Amerika Serikat, terkait sejumlah hal, setelah pembicaraan mereka berlangsung pada Sabtu (19/4/2025) lalu.

Pembicaraan lanjutan dijadwalkan bakal berlangsung pada Rabu mendatang di Oman dan berpotensi mempengaruhi suplai minyak mentah Iran ke pasar global.

"Segalanya mengindikasikan sentimen bearish—mulai dari makroekonomi, fundamental, hingga kondisi geopolitik," kata Gao Jian, analis Qisheng Futures Co, dikutip dari Bloomberg, Senin (21/4/2025).

Sepanjang bulan ini, harga minyak anjlok signifikan. Bahkan, harga minyak sempat menyentuh titik terendah dalam 4 tahun belakangan. Hal itu terutama didorong oleh ketakutan para investor terhadap eskalasi tarif antara AS dan mitra dagangnya, yang akan melemahkan permintaan minyak mentah.

Kondisi ini diperparah dengan keputusan OPEC+ untuk meningkatkan produksi minyak lebih cepat, sehingga mendorong kekhawatiran pasar terhadap potensi kelebihan pasokan.

Sementara itu, volume perdagangan minyak mentah berjangka pada Senin diperkirakan lebih rendah dari biasanya, sebab beberapa negara masih menikmati libur panjang Paskah.

Warren Patterson, Head of Commodities Strategy ING Groep NV. di Singapura, mengatakan pembicaraan tentang nuklir antara AS dan Iran terlihat berjalan dengan cukup baik.

“Hal itu membantu meredakan risiko pasokan yang cukup besar yang menghantui pasar minyak. Ini masih awal, tetapi fakta bahwa pembicaraan lebih lanjut direncanakan menunjukkan bahwa kita setidaknya menuju ke arah yang benar,” ujarnya.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Ana Noviani
Editor : Ana Noviani
Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper