Bisnis.com, JAKARTA — Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) terpantau bergerak melesat dalam sebulan terakhir. Akan tetapi, reli IHSG itu diperkirakan terbatas ke depannya.
Analis dan Head of Marketing, Strategy, and Planning Kiwoom Sekuritas Oktavianus Audi menjelaskan penguatan IHSG saat ini mulai terbatas. Hal ini karena secara teknikal IHSG mendekati area overbought.
"Dalam jangka pendek juga dapat berlanjut penurunan, terlebih menjelang libur bursa dua hari," ujar Audi, Kamis (8/5/2025).
Selain itu, lanjut Audi, pasar juga berpotensi merespons The Fed yang kembali menahan FFR di level 4,5%. Hal ini berpotensi mendorong capital outflow asing.
Dalam sepekan terakhir saja, sudah terjadi outflow asing yang mencapai Rp2,57 triliun di seluruh perdagangan. Belum lagi, kekhawatiran depresiasi rupiah kembali terjadi seiring dengan indeks dolar (DXY) yang cenderung menguat.
Meski demikian, lanjut Audi, pihaknya melihat sentimen positif akan datang dari pertumbuhan kinerja kuartal I/2025 yang masih resilien, khususnya dari saham-saham blue chip. Selanjutnya, pelonggaran kebijakan buyback yang berpotensi menahan volatilitas, meski terbatas pada emiten dengan neraca yang solid saja.
Selain itu, katalis positif juga datang dari meredanya ketidakpastian ekonomi global, terlebih jika tensi tarif AS cenderung mereda.
Sebagai informasi, IHSG tercatat telah menguat 14,69 selama sebulan terakhir, setelah jatuh ke level terendah pada level 5.882 tahun ini.
Meski demikian, investor asing tercatat masih melakukan aksi jual di pasar, dengan net foreign sell sebesar Rp19,49 triliun selama sebulan terakhir di seluruh pasar.
Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.