Bisnis.com, JAKARTA — PT Medco Energi Internasional Tbk. (MEDC) membukukan laba bersih sebesar US$18 juta sepanjang kuartal I/2025. Laba bersih ini setara dengan Rp298,18 miliar (kurs Jisdor Rp16.566 per dolar AS 27 Maret 2025).
Berdasarkan Laporan Keuangan, MEDC membukukan laba bersih US$18 juta, lebih rendah dari kuartal IV/2024 karena rugi bersih dari PT Amman Mineral Internasional Tbk. (AMMN) selama proses penyelesaian commissioning smelter baru.
Direktur Utama MEDC Hilmi Panigoro menjelaskan kinerja kuartal pertama ini mencerminkan disiplin keuangan, ketahanan operasional, dan komitmen MedcoEnergi terhadap pertumbuhan yang berkelanjutan.
“Kami akan terus memperkuat portofolio usaha dan menangkap peluang baru untuk menciptakan nilai jangka panjang bagi seluruh pemangku kepentingan,” ujar Hilmi, dalam keterangan resminya, Jumat (30/5/2025).
Baca Juga : Strategi Medco (MEDC) Perkuat Portofolio Bisnis Berkelanjutan di Tengah Tantangan Energi Global |
---|
Direktur Medco Energi Internasional Internasional Roberto Lorato mengatakan pihaknya senang dapat melaporkan EBITDA yang solid pada kuartal I/2025. Jumlah dari EBITDA tersebut adalah US$332 juta.
“Hasil ini mencerminkan kekuatan fundamental dan kinerja operasional perseroan,” kata Roberto.
Di sisi operasional, MEDC mencetak produksi minyak dan gas sebesar 143 mboepd, dipengaruhi oleh penurunan musiman pada permintaan gas dan kegiatan pemeliharaan terjadwal di Lapangan Senoro dengan biaya produksi kas per unit US$8,4/boe.
MEDC juga menuturan pada South Natuna Sea Block B, Lapangan Terubuk dan Forel mulai berproduksi dan akan memproduksi minyak sebanyak 20.000 BOPD dan 60 MMSCFD.
Di bidang ketenagalistrikan, MEDC menjelaskan penjualan ketenagalistrikan 871 GWh pada kuartal I/2025, lebih rendah dibandingkan 1.146 GWh pada kuartal IV/2024 karena pemeliharaan PLTGU Riau, kejadian gempa bumi di dekat fasilitas Geotermal Sarulla, serta banjir di PLTS Sumbawa.
Akan tetapi, dampak dari gangguan jangka pendek ini sebagian diimbangi oleh beroperasinya proyek Geotermal Ijen Fase 1 berkapasitas 35 MW pada Februari.
MEDC juga menyebut pembangunan proyek PLTS Bali Timur berkapasitas 25 MWp telah selesai, dengan target Commercial Operation pada Juni 2025.
Adapun untuk segmen emas melalui AMMN, tercatat telah memproduksi 37 Mlbs tembaga dan emas sebesar 32 Koz.
MEDC juga menyebut produksi perdana katoda tembaga berhasil dicapai pada kuartal I/2025 dan telah diekspor pada awal April. Sementara itu, commissioning fasilitas pemurnian logam mulia direncanakan dimulai pada kuartal II/2025.
Untuk tahun 2025 ini, MEDC memberikan panduan dengan produksi minyak dan gas sebesar 145-150 mboepd, dan penjualan ketenagalistrikan sebesar 4.500 GWh.
Lalu biaya produksi minyak dan gas di bawah US$10/boe, dengan belanja modal migas US$400 juta dan ketenagalistrikan US$30 juta.
Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.