Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Sell in May & Go Away Tidak Terjadi, IHSG Diprediksi Lanjut Reli Bulan Juni

Fenomena sell in May & go away tidak terjadi pada Mei tahun ini, dengan IHSG yang mencatatkan penguatan dan investor asing yang melakukan aksi beli bersih,
Pengunjung beraktivitas di main hall Bursa Efek Indonesia di Jakarta, Jumat (10/1/2025)./JIBI/Bisnis/Abdurachman
Pengunjung beraktivitas di main hall Bursa Efek Indonesia di Jakarta, Jumat (10/1/2025)./JIBI/Bisnis/Abdurachman

Bisnis.com, JAKARTA — Fenomena tahunan Sell in May and Go Away tidak terjadi pada Mei tahun ini di bursa saham Indonesia. Investor asing terpantau justru melakukan pembelian bersih sepanjang Mei dan IHSG kembali menguat di atas level 7.000. Bagaimana nasib IHSG di bulan Juni?

Associate Director of Research Pilarmas Investindo Sekuritas Maximilianus Nico Demus menjelaskan sejumlah hal akan menjadi perhatian investor saat memasuki bulan Juni. Pertama, situasi dan kondisi terkait dengan kesepakatan antara AS dan China. Perkembangan ini merupakan salah satu cerminan prospek ekonomi global

Kedua, tingkat suku bunga turun didukung oleh bauran kebijakan moneter dan fiskal akan mendorong daya beli dan konsumsi. Hal ini tentu meningkatkan ekspektasi akan pemulihan perekonomian global dan dalam negeri. Hal ini yang akan membuat investor asing akan terus mencatatkan inflow,” kata Nico, Jumat (30/5/2025).

Di sisi lain, Nico juga menuturkan penundaan pengenaan tarif dagang selama 90 hari akan berakhir pada Juli mendatang. Apabila Trump tidak mencapai kesepakatan dengan China, maka besar kemungkinan pasar saham akan kembali anjlok. 

Apapun sentimen negatif dari Trump dinilai bisa memicu aksi keluar investor asing dari bursa saham pasar negara berkembang, termasuk Indonesia.

Selanjutnya, investor disebut akan mencermati sejumlah rilis data pada Juni 2025. Dari AS, misalnya, data awal bulan yang akan menjadi fokus investor mulai dari inflasi, ketenagakerjaan, penjualan ritel, hingga pertemuan The Fed pada 19 Juni 2025. 

Dari China, data umum seperti PPI tahunan dan CPI tahunan diproyeksi masih akan tumbuh negativ. Selaini tu, investor juga akan menanti data penjualan ritel dan keputusan tingkat suku bunga satu tahun dan lima tahun Loan Prime Rate, hingga laba industri,

Sementara dari dalam negeri Indonesia, investor akan mencermati inflasi di awal bulan dan pertemuan Bank Indonesia pada 18 Juni 2025.

“Kalau diperhatikan, pada bulan Juni, rata-rata kenaikan IHSG ditarik dalam kurun waktu 20 tahun terakhir berada di 0,58%, dengan 7 kali penurunan dan 13 kali kenaikan. Dengan tingkat probabilitas kenaikan sebesar 65%,” ucapnya

Adapun menurut Nico, sejumlah sektor yang menarik untuk dicermati pada Juni mendatang adalah sektor basic materials, transportasi dan logistik, serta infrastruktur.

Sebagai informasi, IHSG tercatat menguat 7,44% sepanjang Mei 2025. Investor asing juga tercatat melakukan pembelian bersih dengan total Rp4,32 triliun selama sebulan terakhir. 

Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper