Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

AS-China Capai Kesepakatan Dagang, IHSG Diproyeksi Tembus Level 7.000

IHSG diproyeksi bisa menembus level 7.000 pekan ini terdorong sentimen kesepakatan tarif dagang sementara antara AS dan China.
Investor mengamati layar yang menampilkan pergerakan harga saham di Jakarta, Rabu (Rabu (7/5/2025). Bisnis/Arief Hermawan P
Investor mengamati layar yang menampilkan pergerakan harga saham di Jakarta, Rabu (Rabu (7/5/2025). Bisnis/Arief Hermawan P

Bisnis.com, JAKARTA – Pasar modal global menyambut positif kesepakatan tarif dagang sementara antara AS dan China. Dari dalam negeri, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diperkirakan bisa menembus level 7.000 dengan adanya kesepakatan dagang sementara ini.

Associate Director of Research Pilarmas Investindo Sekuritas Maximilianus Nico Demus mengatakan penurunan tarif dagang antara China dan AS saat ini merupakan salah satu kabar positif bagi seluruh pelaku pasar dan investor di seluruh dunia.

"Sejauh ini, kalau kita lihat, tentu pasar saham juga akan sangat diuntungkan. Pasar saham itu menyukai kepastian dan penuh dengan ekspektasi serta harapan," kata Nico, Selasa (13/5/2025).

Dia melanjutkan, situasi dan kondisi saat ini memberikan dorongan yang lebih besar kepada pasar saham. Apalagi, kata dia, indeks Dow Jones dan S&P rata-rata ditutup naik di atas 2% terdorong sentimen perang dagang tersebut.

Karena hal tersebut, Pilarmas Investindo Sekuritas melihat bahwa pasar saham, terutama IHSG berpotensi mengalami kenaikan.

"Apalagi kita baru saja libur pada hari Senin dan Selasa. Jadi, kami pikir, besok adalah giliran IHSG untuk mengalami kenaikan. Tidak menutup kemungkinan, minggu ini IHSG berpotensi menyentuh level 7.000," ujar Nico.

Namun, lanjut Nico, investor harus tetap berhati-hati. Meskipun indeks berpotensi naik, secara teknikal IHSG sudah berada di level yang cukup tinggi. Oleh karena itu, kata dia, dibutuhkan koreksi agar penguatan bisa berlanjut.

Nico juga mengingatkan penurunan tarif ini bukan berarti merupakan sebuah kepastian. Dia mencermati hal ini hanyalah langkah awal yang masih dapat berubah.

Apalagi, lanjutnya, Donald Trump juga sudah mengatakan bahwa tidak menutup kemungkinan penurunan tarif dari 145% menjadi 30% dapat kembali berubah, apabila tidak tercapai kesepakatan antara AS dan China dalam kurun waktu 90 hari.

Karena hal tersebut, Pilarmas Investindo Sekuritas melihat sampai saat ini, investor tetap harus menjaga stabilitas, khususnya dari sisi strategi jangka menengah hingga jangka panjang. Namun, investor tetap perlu memaksimalkan keuntungan untuk sentimen jangka pendek, yang saat ini memang sedang dalam keadaan positif. 

_________

Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper