Geliat Harga Saham
Kemudian, saham PNLF melonjak 14,02% pada perdagangan akhir pekan lalu ke level Rp374 per lembar. Lalu, saham PNIN menguat 8,12% pada perdagangan akhir pekan lalu ke level Rp1.065 per lembar.
Akan tetapi, kinerja saham Grup Panin itu masih di zona merah pada perdagangan sepanjang tahun berjalan (year to date/ytd). Harga saham PNBN dan PNLF misalnya masing-masing turun 8,33% ytd serta 13,02% ytd.
Laju saham emiten Grup Panin sendiri terjadi di tengah kabar divestasi. Sejak tahun lalu, tersiar kabar bahwa Grup Panin akan menjual kepemilikan sahamnya di PNBN.
Dilansir Reuters, sejumlah bank Asia seperti OCBC, CIMB, dan DBS dikabarkan bersaing mendapatkan saham pengendali PNBN. Selain ketiga bank itu, ada juga lembaga keuangan lainnya yang juga dikabarkan tertarik mengambil PNBN.
OCBC dan CIMB telah mengajukan penawaran yang tidak mengikat untuk mengambil saham terbesar PNBN dari ANZ dan Keluarga Gunawan sebagai pemilik. Sumber yang tidak ingin disebutkan namanya mengatakan pembicaraan kesepakatan tersebut bersifat rahasia.
Pemberitaan Reuters baru-baru ini juga menyebut bahwa DBS menjadi kandidat terdepan untuk membeli saham pengendali PNBN.
Penawaran mengikat untuk saham tersebut akan jatuh tempo pada akhir April 2025 atau awal Mei 2025 tergantung pada kondisi pasar, menurut dua orang sumber Reuters.
Sebelumnya, sumber Reuters lainnya juga melaporkan pembeli lain yang tertarik untuk mengambil PNBN ialah Mitsubishi UFJ Financial Group dan Sumitomo Mitsui Banking Corp.
Adapun, dalam keterbukaan informasi, regulator meminta penjelasan kepada PNBN mengenai pemberitaan yang menyebutkan terdapat adanya langkah aksi akuisisi di emiten Grup Panin itu.
Namun, Manajemen PNBN menjelaskan bahwa pemberitaan tersebut bukan berasal dari perseroan. "Sehingga kami tidak mengetahui sumber dan kebenaran berita dimaksud," tulis Manajemen PNBN di keterbukaan informasi pada beberapa waktu lalu.
Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.