Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Evaluasi Guna Rebalancing Konstituen Indeks Bisnis-27

Indeks Bisnis-27 yang merupakan hasil kerja sama antara Bisnis Indonesia dengan BEI mengalami rebalancing anggota konstituen periode Mei-Oktober 2025.
Karyawan beraktivitas di dekat layar pergerakan saham PT Bursa Efek Indonesia (BEI) di Jakarta, Kamis (27/3/2025). Bisnis/Fanny Kusumawardhani
Karyawan beraktivitas di dekat layar pergerakan saham PT Bursa Efek Indonesia (BEI) di Jakarta, Kamis (27/3/2025). Bisnis/Fanny Kusumawardhani

Bisnis.com, JAKARTA — Evaluasi dilakukan terhadap Indeks Bisnis-27 yang merupakan hasil kerja sama antara Bisnis Indonesia dengan Bursa Efek Indonesia (BEI).

Evaluasi tersebut dilakukan guna penentuan ulang atau rebalancing anggota konstituen Indeks Bisnis-27 yang dilakukan setiap 6 bulan. Adapun rebalancing yang akan datang dilakukan untuk periode Mei-Oktober 2025.

Rebalancing tersebut akan memasukkan emiten baru maupun mengeluarkan emiten sebelumnya dari konstituen Indeks Bisnis-27 melihat dari berbagai faktor.

Direktur PT Indovesta Utama Mandiri Rivan Kurniawan yang juga anggota Komite Indeks Bisnis-27 menjelaskan bahwa pemilihan konstituen yang masuk ke dalam Indeks Bisnis-27 dilihat dari beberapa hal.

"Kami dari Komite melihat dari segi makronya dulu, dengan adanya ketidakstabilan geopolitik maupun domestik dalam negeri, kami mencoba untuk mencari emiten atau perusahaan yang satu resilien, dan tetap menawarkan prospek pertumbuhan yang positif, disertai juga dengan data-data teknikal seperti volume transaksi dan juga value transaksi yang liquid," katanya kepada Bisnis, di Gedung Wisma Bisnis Indonesia, Rabu (16/4/2025)

Sementara itu, dengan kinerja Indeks Bisnis-27 yang menurun 12,48% secara year to date (ytd), Capital Market Analyst PT Bahana TCW Investment Management Faradilla Meyriska tetap optimistis rebalancing yang akan datang bisa membuat kinerja Indeks Bisnis-27 meningkat.

"Kami melihat memang Indeks Bisnis-27 untuk satu periode terakhir memberikan negative return, tapi yang kami lihat sebenarnya itu ada dua faktor, lebih diutamakan kepada gejolak pasar yang ada dan pasti saham akan bereaksi, tapi nomor dua juga didukung oleh adanya capital outflow," ujarnya.

Meski begitu, menurutnya resilien dari perusahaan yang akan dipilih untuk rebelancing akan bisa membuat harga saham kembali kepada valuasi dan perhitungan yang normal.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper