Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Dibayangi Ketidakpastian Tarif Trump, Wall Street Parkir di Zona Merah

Bursa Amerika Serikat (AS) ditutup melemah pada perdagangan Selasa (15/4/2025) waktu setempat karena ketidakpastian terkait tarif Trump tetap tinggi.
Pialang berada di lantai Bursa Efek New York (NYSE) di New York, Amerika Serikat. Bloomberg/Michael Nagle
Pialang berada di lantai Bursa Efek New York (NYSE) di New York, Amerika Serikat. Bloomberg/Michael Nagle

Bisnis.com, JAKARTA - Bursa Amerika Serikat (AS) Wall Street ditutup melemah pada perdagangan Selasa (15/4/2025) waktu setempat karena ketidakpastian terkait dengan tarif Presiden Donald Trump tetap tinggi. 

Melansir Reuters pada Rabu (16/4/2025), indeks S&P 500 terpantau turun 9,38 poin, atau 0,17%, dan ditutup pada level 5.396,59 poin, sementara Nasdaq Composite turun 10,30 poin, atau 0,06%, menjadi 16.821,18. Adapun, indeks Dow Jones Industrial Average melemah 155,21 poin, atau 0,38%, menjadi 40.369,58.

Sementara itu, hasil kuartalan dari perusahaan termasuk Bank of America dan Citigroup mengangkat sektor keuangan  yang memimpin kenaikan sektor S&P 500.

Meski demikian, para eksekutif bank memperingatkan bahwa belanja konsumen AS menghadapi risiko besar jika pergolakan yang dipicu oleh kebijakan perdagangan Presiden Donald Trump berlanjut.

Pengajuan Federal Register pada Senin menunjukkan bahwa pemerintahan Trump juga melanjutkan penyelidikan terhadap impor obat-obatan dan semikonduktor, sebagai bagian dari upaya untuk mengenakan tarif pada sektor-sektor tersebut.

Trump mengumumkan tarif yang luas pada 2 April, yang memicu kekacauan di pasar dan memicu kekhawatiran tentang perang dagang global dan kemungkinan resesi. Sejak saat itu, investor tidak dapat fokus pada hal lain.

"Pendapatan cukup baik, tetapi ini adalah pasar yang dibebani oleh tarif dan ketidakpastian perdagangan dan itulah satu-satunya katalis yang penting saat ini," kata Ross Mayfield, ahli strategi investasi di Baird di Louisville, Kentucky.

"Pada hari ketika Anda kekurangan [katalis] tersebut, pasar menjadi tidak menentu, dan kita melihatnya hari ini."

Saham Johnson & Johnson berakhir lebih rendah setelah perusahaan tersebut gagal memenuhi estimasi penjualan perangkat medis, meskipun mengalahkan estimasi Wall Street untuk pendapatan dan laba kuartal pertama.

Trump telah mengisyaratkan kemungkinan pengecualian untuk tarif 25% yang dikenakan pada impor mobil dan suku cadang mobil. Sementara itu, Kanada mengatakan akan memberikan keringanan kepada produsen mobil dan pabrikan dalam negeri di sektor tertentu dari tarif balasan asalkan mereka memenuhi persyaratan tertentu.

Barclays Selasa menurunkan peringkat sektor mobil dan mobilitas AS, dengan mengatakan bahwa tarif Trump dapat menekan pendapatan produsen mobil. Saham pabrikan mobil asal AS, Ford, ditutup lebih rendah.

Adapun, musim laporan laba untuk periode kuartal I/2025 baru saja dimulai. Perubahan kebijakan perdagangan AS mengaburkan prospek perusahaan, dan para ahli strategi memperkirakan para eksekutif enggan memberikan panduan laba.

Kepala eksekutif Johnson & Johnson mengatakan bahwa tarif pada produk farmasi dapat menciptakan gangguan rantai pasokan dan bahwa kebijakan pajak yang menguntungkan akan menjadi alat yang lebih efektif untuk meningkatkan kapasitas produksi obat-obatan dan perangkat medis di AS.

Analis teknis lebih memperhatikan grafik mereka setelah rata-rata pergerakan 50 hari S&P 500 turun di bawah DMA-200 pada Senin, menghasilkan pola "death cross" yang menunjukkan koreksi jangka pendek dapat berubah menjadi tren penurunan jangka panjang.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper