Bisnis.com, JAKARTA — PT Astra Agro Lestari Tbk. (AALI) menyampaikan akan fokus meningkatkan produktivitas kebun di tengah kondisi nasional industri yang mengalami stagnansi.
Direktur Keuangan sekaligus Corporate Secretary Astra Agro Lestari Tinging Sukowignjo mengatakan peningkatan produktivitas kebun ini sejalan dengan upaya AALI agar bisa tetap efisien dalam pengeluaran, unggul pada operasional, serta selalu mampu berinovasi.
"Kami berkomitmen untuk terus menjaga kinerja keuangan yang sehat sekaligus menjalankan praktik bisnis yang berkelanjutan. Kami tetap optimistis menghadapi tantangan di masa mendatang dan berkomitmen untuk terus memberikan nilai tambah bagi para pemegang saham serta berkontribusi terhadap perekonomian nasional," ujar Tingning, dalam keterangan resminya, Kamis (27/3/2025).
Dia melanjutkan strategi tersebut akan terus dijalankan secara konsisten sebagai bagian dari pembenahan berkelanjutan, (continuous improvement) serta ditanamkan menjadi bagian dari budaya perusahaan.
Manajemen AALI juga menjelaskan peremajaan kebun telah menggunakan bibit unggul dari pengembangan R&D milik Perseroan. Tim R&D Astra Agro telah bekerja sama dengan Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), serta Universitas Dalam Negeri dan Luar Negeri untuk mengembangkan bibit sawit unggul.
Sebagai informasi, Astra Agro dengan BRIN mengembangkan teknik kultur jaringan sebagai metode klonal bibit sawit yang berkualitas. Menurut penelitian Pusat Penelitian Kelapa Sawit (PPKS), produktivitas kelapa sawit dapat meningkat 20-25% dari tanaman konvensional jika dikembangkan melalui kultur jaringan.
Baca Juga
Adapun penanaman klon unggul hasil kultur jaringan telah mencapai lebih dari 10.000 tanaman yang berlokasi di salah satu perkebunan kelapa sawit Astra Agro di Kalteng.
Tim R&D Astra Agro juga telah meluncurkan tiga varietas unggul tanaman yang akan memberikan produktivitas yang lebih baik dengan nama AAL Nirmala, AAL Sejahtera, dan AAL Lestari.
Sebagai informasi, Astra Agro mampu menorehkan pendapatan bersih sebesar Rp21,82 triliun naik 5,2% dari Rp20,75 triliun pada tahun sebelumnya. Hasil penjualan crude palm oil (CPO) mendominasi total pendapatan bersih dengan kontribusi sebesar 61,26% naik dari kontribusi tahun lalu 58%.
Sementara itu, untuk penjualan kernel dan turunannya juga ikut naik menjadi 7,49% sedangkan produk refinery mencapai 31,25%.
Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.