Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Bursa Eropa Menguat, Reformasi Fiskal Jerman Jadi Pendorong

Bursa saham Eropa ditutup menguat. Indeks Stoxx Europe 600 naik 0,6%, sedangkan indeks DAX Jerman menguat 1% setelah menyentuh rekor tertinggi intraday.
Bursa saham Euronext NV di distrik bisnis La Defense di Paris, Prancis, Selasa, 18 Juni 2024./Bloomberg-Nathan Laine
Bursa saham Euronext NV di distrik bisnis La Defense di Paris, Prancis, Selasa, 18 Juni 2024./Bloomberg-Nathan Laine

Bisnis.com, JAKARTA – Bursa saham Eropa ditutup menguat pada perdagangan Selasa (18/3/2025), didorong oleh persetujuan parlemen Jerman atas rencana reformasi belanja besar-besaran.

Di saat yang sama, investor mencermati perkembangan pembicaraan antara pemimpin AS dan Rusia yang berpotensi menghasilkan kesepakatan damai bagi Ukraina.

Melansir Reuters, Rabu (19/3/2025), indeks Stoxx Europe 600 ditutup menguat 0,6%, dipimpin saham perbankan yang menguat 2,5% ke level tertinggi sejak Februari 2011.

Sektor energi serta otomotif dan suku cadang juga mencatat kenaikan, dengan mayoritas sektor berakhir di zona hijau. Indeks sektor dirgantara dan pertahanan ditutup pada rekor tertinggi setelah naik 1,4%.

Sementara itu, indeks DAX Jerman menguat 1% setelah menyentuh rekor tertinggi intraday. Sementara itu, indeks saham kapitalisasi kecil SDAX melonjak 3% ke level tertinggi dalam lebih dari tiga tahun.

Parlemen Jerman Bundestag menyetujui RUU reformasi yang melonggarkan aturan ketat utang negara guna meningkatkan belanja pertahanan, termasuk alokasi dana sebesar 500 miliar euro (Rp8.900 triliun) untuk infrastruktur. RUU ini akan diajukan ke majelis tinggi pada Jumat mendatang.

Euforia pasar terhadap reformasi tersebut sempat mendorong lonjakan saham pertahanan, nilai tukar euro, serta imbal hasil obligasi zona euro dalam beberapa pekan terakhir. Namun, setelah pemungutan suara, tren kenaikan tersebut sedikit mereda.

Analis investasi Quilter Lindsay James mengatakan penguatan ini menjadi contoh klasik strategi ‘beli rumor, jual fakta’. Hal ini karena pasar Jerman sudah unggul dibanding lainnya, sehingga jadi aksi ambil untung tak terhindarkan.

“Investor akan mencari eksposur ke ekonomi Jerman, dan biasanya itu akan berujung pada saham dengan kapitalisasi pasar menengah dan kecil,” jelas James.

Namun, lembaga pemeringkat Fitch mengingatkan bahwa peringkat kredit AAA Jerman bisa berada di bawah tekanan jika lonjakan belanja ini tidak diimbangi dengan langkah konsolidasi fiskal atau gagal mendorong pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.

Laporan BofA Global Research mengungkapkan adanya peralihan dana investasi dari saham AS ke saham Eropa yang paling tajam sejak 1999, dengan meningkatnya minat terhadap saham kapitalisasi kecil di kawasan ini.

Di sisi geopolitik, investor menanti hasil pembicaraan telepon antara Presiden AS Donald Trump dan Presiden Rusia Vladimir Putin, di tengah upaya Washington membujuk Moskow untuk menerima gencatan senjata dalam konflik Ukraina.

Dari sisi korporasi, saham Computacenter melesat 11% setelah perusahaan teknologi ini mengungkapkan optimisme terhadap pertumbuhan pada 2025, dengan pesanan yang kuat di seluruh wilayah operasionalnya.

Sebaliknya, saham Bollore anjlok 5,4% setelah konglomerasi Prancis itu merilis laporan keuangan tahunannya yang mengecewakan pasar.

Sementara itu, Siemens naik 1,2% setelah mengumumkan rencana PHK terhadap 5.600 karyawan di divisi industri digitalnya sebagai bagian dari strategi restrukturisasi.

 

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper