Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

IHSG Ditutup Melemah ke 6.598,21, Saham BMRI, BBRI, hingga GOTO Amblas

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup turun 0,57% atau 37,78 poin ke evel 6.598,21 pada perdagangan hari ini, Senin (10/3/2025).
Karyawan beraktivitas di dekat layar pergerakan saham PT Bursa Efek Indonesia (BEI) di Jakarta, Selasa (4/2/2025)./JIBI/Bisnis/Fanny Kusumawardhani
Karyawan beraktivitas di dekat layar pergerakan saham PT Bursa Efek Indonesia (BEI) di Jakarta, Selasa (4/2/2025)./JIBI/Bisnis/Fanny Kusumawardhani

Bisnis.com, JAKARTA - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup turun 0,57% atau 37,78 poin ke evel 6.598,21 pada perdagangan hari ini, Senin (10/3/2025). Sejumlah saham big caps seperti BMRI, BBRI, hingga GOTO turun ke zona merah. 

Berdasarkan data RTI Infokom, sebanyak 226 saham menguat, 368 sahammelemah, dan 210 saham stagnan hari ini. 

Sepanjang perdagangan hari ini, IHSG bergerak pada kisaran 6.568-6.642. Kapitalisasi pasar IHSG tercatat turun menjadi Rp11.426 triliun.

Saham PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. (BMRI) menjadi salah satu saham yang mengalami penurunan hari ini, dengan melemah 2,69% ke level Rp4.710 per saham. Sebanyak 231,2 juta saham BMRI diperdagangkan hari ini dengan nilai Rp1,1 triliun. 

Selanjutnya adalah saham PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. (BBRI). Saham BBRI turun 1,31% ke level Rp3.760 per saham hari ini. 

Begitu juga dengan saham GOTO yang turun 1,16% ke level Rp85 per saham, saham ASII melemah 3,25% ke level Rp4.770 per saham, dan saham PTRO turun 5,36% ke level Rp3.180 per saham sore ini. 

Di sisi lain, saham AADI tercatat menguat 3,09% ke level Rp6.675 per saham, saham BUMI naik 8,51% ke level Rp102 per saham, dan saham JPFA menguat 2,83% ke level Rp2.180 per saham di tengah pelemahan IHSG dan saham-saham lainnya sore ini. 

Equity Analyst Indo Premier Sekuritas Imam Gunadi menjelaskan terdapat sejumlah sentimen yang akan mewarnai pasar pekan ini. Sentimen dari global yaitu perkembangan tarif Donald Trump. Jika kebijakan semakin tidak jelas atau maju-mundur, maka ini dapat meningkatkan ketidakpastian dan semakin menekan kekhawatiran pasar.

Snetimen kedua, inflasi AS yang akan rilis pada Rabu, 12 Maret 2025. Dari sisi konsensus, inflasi AS diproyeksikan berada di angka 2,9% yoy atau lebih rendah dari Januari 3%. Sedangkan inflasi inti menurut konsensus diproyeksikan akan berada di angka 3,2% yoy lebih rendah dari Januari di 3,3% yoy. 

"Data ini merupakan data yang sangat dinantikan oleh pelaku pasar untuk melihat kebijakan The Fed ke depan," kata Imam.

Sentimen ketiga adalah komoditas CPO. Pada akhir sesi pekan kemarin harga CPO menguat lebih dari 3% setelah adanya serangan hama di perkebunan sawit di dua negara bagian Malaysia.

Selain itu, masalah cuaca yang mengakibatkan banjir juga menjadi hambatan dan mengganggu produksi dapat berakibat pada terganggunya penawaran. Di pekan ini tepatnya pada 11 Maret 2025 juga akan rilis data stok CPO dari Malaysian Palm Oil Board (MPOB).

Sementara itu terkait sentimen domestik, pemerintah Indonesia berencana meningkatkan mandatori biodiesel menjadi 50% (B50) pada tahun 2026, naik dari 40% saat ini. Kebijakan ini bertujuan untuk mengurangi impor bahan bakar fosil dan menekan emisi karbon.

Namun, Asosiasi Produsen Biofuel Indonesia (APROBI) menyatakan bahwa untuk memenuhi kebutuhan B50, kapasitas produksi biodiesel harus ditingkatkan sebesar 4 juta kiloliter dari kapasitas terpasang saat ini sebesar 19,6 juta kiloliter.

Peningkatan mandatori B50 diperkirakan akan meningkatkan permintaan minyak kelapa sawit (CPO) domestik secara signifikan yang nantinya berpotensi mempengaruhi harga CPO global juga karena adanya potensi ekspor yang turun (supply turun) akibat kenaikan penggunaannya untuk biodiesel.

Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper