Bisnis.com, JAKARTA — Seven & i Holdings Co. atau pengelola toserba 7-Eleven melakukan perombakan kepemimpinan, sejalan dengan rencana buyback saham dan IPO di bursa saham Amerika Serikat.
Dilansir dari Bloomberg, Presiden dan Chief Executive Officer 7-Eleven Ryuichi Isaka akan digantikan oleh Stephen Dacus. Dia akan menjadi pemimpin pertama 7-Eleven yang bukan merupakan orang Jepang.
Berdasarkan pernyataan perusahaan, Dacus saat ini memimpin komite khusus yang mengevaluasi rencana pengambilalihan 7-Eleven oleh Alimentation Couche-Tard Inc. Kanada.
Dacus yang berusia 64 tahun, yang telah bekerja selama puluhan tahun di industri ritel Jepang dan fasih berbahasa Jepang, sekarang akan mengawasi pembicaraan dengan Couche-Tard.
Dacus memiliki pengalaman bertahun-tahun dalam memberi nasihat kepada perusahaan-perusahaan Jepang di luar negeri. Karier ritelnya dimulai di Mars Inc. pada 1996, dan mencapai puncaknya dengan menjadi CEO unit bumbu MasterFood pada 2001.
Dacus kemudian menjadi wakil presiden senior perusahaan pakaian jadi raksasa Jepang Fast Retailing Co. (yang menaungi merek seperti Uniqlo dan J Brand) pada 2005, serta kepala unit Walmart Inc. Jepang pada 2011, yang saat ini menjadi Seiyu Holdings Co.
Baca Juga
Dia juga menjalankan Hana Group SAS, pemasok hidangan Asia segar, menjabat sebagai direktur luar Food & Life Companies Ltd. dan merupakan ketua unit AS dari perusahaan ritel Jepang Daiso Industries Ltd.
Pihak 7-Eleven mengatakan akan mengejar penawaran umum perdana atau initial public offering (IPO) di bursa Amerika Serikat pada paruh kedua 2026.
Selain itu, perusahaan membuat kesepakatan untuk menjual bisnis superstore-nya seharga US$5,37 miliar kepada unit Bain Capital—menyediakan uang untuk mendanai pembelian kembali saham senilai 2 triliun yen atau sekitar US$13,4 miliar.
Serangkaian langkah tersebut muncul saat Ryuichi Isaka, konglomerat ritel Jepang tersebut menghadapi tekanan yang semakin besar untuk bekerja sama dengan Couche-Tard atau menemukan cara untuk meningkatkan nilai merek terkenalnya sendiri.
Rencana pembelian manajemen yang akan menjadikan perusahaan tersebut sebagai perusahaan tertutup, yang dipimpin oleh keluarga Masatoshi Ito, pendiri 7-Eleven, gagal bulan lalu, sehingga mempersempit pilihan pengecer tersebut.
Seven & i telah menolak tawaran sebelumnya yang lebih rendah dari operator toko Circle K asal Kanada, dengan mengatakan bahwa tawaran tersebut meremehkan nilai perusahaan. Namun, perusahaan Jepang tersebut belum menanggapi tawaran Couche-Tard yang direvisi untuk membayar US$18,19, atau 2.777 yen per saham, atau memberinya akses ke informasi keuangan sebagaimana prosedur normal dalam negosiasi kesepakatan.
Perusahaan tersebut pada pekan ini mengatakan bahwa mereka masih berkomunikasi secara konstruktif dengan Couche-Tard terkait proposal pembeliannya, setelah keluarga Ito secara resmi mengumumkan bahwa mereka gagal mendapatkan pendanaan untuk melanjutkan rencana tersebut.
Pendekatan pengambilalihan tersebut telah mendorong pengecer Jepang tersebut untuk memulai rencana untuk memisahkan toko, supermarket, dan gerai ritel Ito-Yokado menjadi satu unit yang disebut York Holdings—sesuatu yang telah didesak oleh para investor termasuk ValueAct Capital Management LP selama bertahun-tahun.
Seven & i juga akan melepaskan kepemilikan unit perbankannya.
Saham Seven & i melonjak hingga 10% sebelum ditutup 6% lebih tinggi pada Kamis (6/3/2025), tertinggi sejak November, setelah Bloomberg melaporkan bahwa pembelian kembali saham akan diumumkan. Upaya tersebut ditujukan untuk membalikkan penurunan tajam harga saham sebesar 20% tahun ini.