Bisnis.com, JAKARTA – PT Wijaya Karya (Persero) Tbk. (WIKA) berencana menjual sejumlah aset hingga menghapus anak dan cucu perusahaan untuk mengantisipasi penurunan pasar konstruksi akibat perubahan arah kebijakan pemerintah.
Direktur Utama Wijaya Karya, Agung Budi Waskito, mengatakan penurunan pasar konstruksi pada tahun ini mendorong WIKA untuk mengambil langkah strategis untuk mengatasi tantangan dan mengupayakan keberlangsungan usaha.
Salah satu langkah yang akan ditempuh adalah melepas sederet aset investasi yang dimiliki, mulai dari jalan tol hingga Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM).
“Kami akan melakukan divestasi pada 2025, baik di jalan tol maupun penyertaan lainnya. Selain mengurangi beban investasi, juga memberikan dana tunai untuk memperkuat modal dan penyelesaian kewajiban,” ujar Agung dalam rapat dengar pendapat umum (RDPU) dengan Komisi VI DPR di Jakarta, Rabu (5/3/2025).
Bisnis.com mencatat salah satu aset tol yang akan dilepas WIKA adalah ruas Tol Balikpapan-Samarinda (Balsam) dan Tol Soreang-Pasirkoja (Soroja). Adapun proyek SPAM Jatiluhur di Bekasi Timur, Jawa Barat juga berencana dilego.
Selanjutnya, WIKA mengoptimalisasi portofolio grup dengan menata ulang anak dan cucu perusahaan. Langkah ini membuat perseroan hanya berfokus pada bisnis konstruksi dan engineering, procurement, construction, and commissioning (EPCC).
Baca Juga
“Pada tahun ini, kami akan mengurangi jumlah cucu supaya tidak terlalu banyak maupun penataan ulang anak [perusahaan], sehingga kami akan fokus pada bisnis konstruksi dan EPCC saja. Di luar ini, kami akan hapus,” pungkasnya.
Agung menambahkan bahwa perseroan turut menempuh efisiensi operasi bisnis dengan menargetkan penurunan biaya operasional minimal sebesar 15%.
Di samping itu, WIKA juga melakukan efisiensi remunerasi dalam bentuk pemangkasan tunjangan pejabat, perjalanan dinas, serta pemotongan fasilitas pengurus perseroan tanpa melakukan layoff pegawai.
“Kami mempertahankan semua pegawai yang ada, tetapi kami membuat efisiensi-efisiensi baik itu pemasaran, sponsorship, konsultan, dan sebagainya,” ujar Agung.
________
Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.