Bisnis.com, JAKARTA — Emiten cat Hermanto Tanoko PT Avia Avian Tbk. (AVIA) memasuki tahap akhir akuisisi perusahaan lem atau perekat bahan bangunan.
Wakil Presiden Direktur AVIA Ruslan Tanoko menargetkan akuisisi perusahan lem itu rampung bulan ini. Dia berharap akuisisi perusahaan lem ini dapat mendukung pertumbuhan pendapatan AVIA dari lini bisnis perekat atau adhesive.
“Semua anggota keluarga [perusahaan target akuisisi] sudah tandatangan, kita lagi benar-benar di tahap akhir, semoga bulan Maret ini kita sudah bisa tandatangan,” kata Ruslan saat wawancara bersama dengan Bisnis Indonesia, Rabu (3/3/2025).
Ruslan menuturkan proses akuisisi perusahaan keluarga itu sudah dimulai sejak 2 tahun lalu. Hanya saja, dia mengatakan, butuh waktu relatif panjang untuk menyelesaikan proses akuisisi perusahaan di Indonesia.
Menurut Ruslan, perusahaan lem itu telah memiliki sejarah panjang di industri bahan bangunan dengan usia sekitar 30 tahun.
“Begitu kita akuisisi, distribusi untuk seluruh toko bahan bangunan di Indonesia akan kita pegang, kita akan membantu mereka untuk bisa memaksimalkan jaringan yang kita miliki,” tuturnya.
Baca Juga
Hanya saja, Ruslan belum banyak bicara soal nilai akuisisi yang mesti dibayar AVIA. Dia mengatakan transaksi bakal dilakukan lewat beberapa tahapan.
“[Anggaran] tahap pertama ini beberapa ratus miliar,” kata dia.
Berdasarkan laporan keuangan, AVIA membukukan laba bersih sebesar Rp1,66 triliun sepanjang 2024. Perolehan ini tumbuh sebesar 1,35% secara tahunan.
Peningkatan laba bersih membuat laba per saham dasar yang dapat diatribusikan ke entitas induk juga naik dari posisi Rp26,51 pada 2023 menjadi Rp27,16 per saham.
Berdasarkan laporan keuangan 2024 yang dirilis pada Rabu (26/2/2025), AVIA mengantongi penjualan bersih sebesar Rp7,47 triliun. Raihan itu tumbuh 6,48% dari capaian tahun sebelumnya yakni Rp7,01 triliun.
Penjualan bersih AVIA ditopang oleh segmen solusi arsitektur yang berkontribusi sebesar Rp5,84 triliun atau naik dari posisi Rp5,61 triliun pada 2023.
Adapun segmen barang dagangan menyumbang Rp1,62 triliun, naik 16,07% year on year (YoY). Sementara itu, berdasarkan jaringan distribusi, AVIA meraih pendapatan sebesar Rp6,69 triliun dari distributor sendiri, sedangkan distributor pihak ketiga dan penjualan langsung menyumbang Rp735,51 miliar serta Rp40,45 miliar.
Sejalan dengan kenaikan penjualan, beban pokok yang dipikul perusahaan juga meningkat 7,75% YoY menjadi Rp4,13 triliun. Capaian ini menghasilkan laba kotor sebesar Rp3,34 triliun pada 2024, tumbuh 4,94% dari posisi Rp3,18 triliun.
Dari sisi neraca keuangan, AVIA memiliki total aset sebesar Rp11,06 triliun sepanjang tahun lalu atau turun 0,95% YoY. Perinciannya, liabilitas perseroan naik 14,74% YoY menjadi Rp1,42 triliun dan ekuitas turun 2,92% menuju Rp9,63 triliun.
Adapun kas dan setara kas perseroan melonjak 89,36% secara tahunan, atau dari posisi Rp1,22 triliun pada 2023 menjadi Rp2,32 triliun sepanjang tahun lalu.
Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.